TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari sebulan setelah surat kesiapan operasional dikirim ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kereta ringan atau LRT Jakarta belum juga beranjak dari tahap uji coba. Direktur Operasional PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin, mengatakan, uji coba dilakukan pada sistem tiket dan integrasi dengan Bus Transjakarta.
Baca berita sebelumnya:
Beroperasi April, LRT Jakarta Masih Tunggu Dua Syarat Ini
Menurutnya, uji coba pada keduanya sesuai permintaan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tak ingin kendala seperti yang dialami Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta terulang. “Kami uji coba hingga jembatan integrasi benar-benar selesai dan sistem ticketing sudah aman,” kata Iwan, Rabu 1 Mei 2019.
Menurut Iwan, uji coba LRT Jakarta menggunakan skenario high traffic atau situasi padat setiap hari, sejak 22 April lalu. LRT Jakarta mencoba untuk menguji kemampuan sistem tiket dalam melayani penumpang yang menggunakan sejumlah jenis tiket. “Terutama sistem tiket yang terkait dengan penggunaan kartu bank,” ujar dia.
Berdasarkan pantauan TEMPO, LRT Jakarta memang membuka operasi uji coba kepada masyarakat di enam stasiun rutenya antara Velodrom dan Kelapa Gading. Seluruh teknologi yang berada di stasiun nampak berfungsi seperti eskalator, lift khusus, mesin tiket, gerbang tiket dan gate otomatis.
Baca:
Operasional LRT Jakarta Tunggu Skybridge ke Halte Transjakarta
Stasiun-stasiun LRT Jakarta juga nampak sudah siap beroperasi. Sejumlah informasi bagi calon penumpang tersebar di beberapa titik gedung stasiun. Mesin-mesin tiket yang berisi sejumlah petunjuk juga aktif. Loket-loket tiket juga telah siap digunakan untuk melayani penumpang.
Sedangkan jembatan integrasi atau Sky Brigde Stasiun LRT dan Bus Transjakarta memang belum bisa digunakan. Masih terlihat sejumlah pembenahan di Sky Brigde Stasiun Velodrome dan Halte Pemuda Rawamangun. Selain Stasiun Velodrome, jembatan integrasi juga terdapat di Stasiun Boulevard Utara dan Pulomas.
Baca:
MRT Tak Mulus, LRT Jakarta Uji Ulang Sistem Tarifnya
Tentang nasib LRT Jakarta, pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menilai, sistem integrasi moda transportasi di Ibu Kota menjadi salah satu syarat yang harus ada. “Kalau harga tiketnya sudah mahal lalu masih harus ganti-ganti transportasi tak akan dipilih,” katanya.