TEMPO.CO, JAKARTA- Sejumlah pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan kenaikan harga bawang putih hingga mencapai 100 persen atau Rp 100 ribu per kilogram. Salah satunya pasangan suami-istri, Andi, 45 tahun, dan Ani (42).
Keduanya kaget saat hendak membeli bawang putih. Menurut Ani, suaminya yang berdagang makanan kering kentang harus merugi lantaran bawang putih menjadi bahan bumbunya. “Kami naruh kering kentang itu di toko. Harganya tidak bisa diubah-ubah walaupun biaya produksi kami naik,” ujar Ani.
Baca: Ramadan, Kementan Gelar Operasi Pasar di 5 Titik di Jakarta
Alhasil, mereka membeli bawang putih hanya 1 ons, padahal biasanya 2,5-5 ons. Ani berharap harga bawang putih dapat kembali normal mengingat akan memasuki Bulan Puasa. “Kalau buat kebutuhan rumah tangga, bisa saya tolerir. Tapi kalau buat usaha, kan jadi susah."
Pembeli lain yang mengeluh bernama Inayah (33). Warga Kramat Jati tersebut sampai batal membeli bawang putih lantaran harganya dianggap tak masuk akal. “Biasanya sekilo cuma Rp 40 ribuan, sekarang bisa sampai Rp 100 ribu. Kan luar biasa,” tutur dia.
Pedagang juga mengeluh. Winarsih (43) mengatakan bawang putih yang ia jual menjadi susah laku lantaran harganya meroket. Biasanya seharga Rp 45 ribu tapi kini Winarsih menjualya Rp 90 ribu per kilogram. “Banyak pembeli yang sudah kaget duluan setelah tahu harganya."
Lihat: Permintaan Pangan DKI Naik Saat Ramadan, Tertinggi Daging
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Darjamuni mengatakan saat ini DKI memang tengah mengalami defisit stok bawang putih hingga 2 ribu ton. Menurut Darjamuni, defisit bawang putih tersebut disebabkan oleh kendala dalam proses impor beberapa waktu lalu. Namun, DKPKP menjamin dalam pekan ini pasokan bawang putih akan terpenuhi.
ADAM PRIREZA