TEMPO.CO, Jakarta - Staf pribadi terdakwa Ratna Sarumpaet, Nur Cahaya, menceritakan Ratna beberapa kali menyebut ingin bunuh diri saat menghadapi masalah yang cukup berat.
Baca: Fahri Hamzah Jadi Saksi Meringankan, Ini Kata Ratna Sarumpaet
"Kalau lagi duduk di belakang rumah kakak (Ratna Sarumpaet) kadang-kadang beliau cerita sedang stres seperti mau ingin bunuh diri," ujar Nur Cahaya saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 7 Mei 2019.
Nur menduga Ratna Sarumpaet saat itu sedang mengalami depresi. Sebagai staf pribadi, Nur juga mengetahui Ratna sering mengkonsumsi obat antidepresan.
Namun dia tidak tahu sejak kapan Ratna Sarumpaet mengkonsumsi obat antidepresan tersebut. Dia hanya mengetahuinya dari bon obat-obatan yang diberikan psikiater dr Fidi.
"Sejak kapannya saya kurang tahu," ujarnya.
Dalam kesaksiannya, Nur juga menceritakan kondisi psikologis Ratna yang terkadang suka marah-marah. "Waktu itu belakangan suka marah-marah, tapi kalau sudah dingin kita ngobrol lagi," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sopir Ratna Sarumpaet, Ahmad Rubangi saat bersaksi dalam persidangan sebelumnya. Dia mengaku sering mengantarkan Ratna ke psikiater dokter Fidiansyah untuk mengambil obat antidepresan.
"Kalau tahunya mengkonsumsinya sudah lama, sejak saya bekerja dengan ibu Ratna, dari tahun 2016," ujar Ahmad di pengadilan, Selasa 4 April 2019.
Sebelumnya, putri Ratna Sarumpaet Atiqah Hasiholan membenarkan jika ibunya telah menjalani perawatan ke psikiater sejak satu tahun terakhir lantaran depresi.
Baca: Sidang Ratna Sarumpaet, Atiqah Hasiholan Sesalkan Ahli Bahasa
Kondisi tersebut disebutnya makin parah karena Ratna Sarumpaet mendekam di tahanan. “Ibu saya selama sejak sekitar satu tahun ini menjalani pengobatan ke psikiater, ada depresi memang. Sekarang dia tinggal di rutan, kondisinya jadi makin memburuk," kata Atiqah Hasiholan di Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu