TEMPO.CO, Cikarang - Volume sampah di Kabupaten Bekasi meningkat seiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat selama bulan suci Ramadan.
Baca: Sampah di Pintu Air Manggarai, Anies: Bukan Milik Warga Jakarta
"Tren peningkatan volume sampah ini biasa terjadi saat Ramadan," kata Kabid Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Suprianto di Cikarang, Selasa 7 Mei 2019.
Dodi menjelaskan, kenaikan volume sampah dipicu oleh peningkatan belanja masyarakat, sehingga sampah yang dihasilkan juga bertambah.
"Untuk itu kami mengantisipasi membludaknya sampah, terutama di pasar tradisional. Setiap memasuki bulan puasa, volume sampah di pasar tradisional cukup tinggi," katanya.
Sebelum Ramadan, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng sebanyak 800 ton per hari. Jumlahnya naik hampir 850 ton memasuki Ramadan.
"Atau meningkat lima persen setiap hari saat Bulan Ramadan," ucapnya.
Menurut dia, jika sampah yang membludak tersebut tidak segera diantisipasi, maka dalam waktu dekat berpotensi terjadi penumpukan sampah, khususnya di sejumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ilegal di wilayahnya.
"Oleh karena itu kami meminta aparatur pemerintahan di tingkat desa dan kecamatan untuk segera melakukan tindakan antisipasi terhadap potensi munculnya TPS liar tersebut," ujarnya.
Pihaknya juga tengah menyiapkan penambahan personel lapangan serta menambah armada yang akan melakukan penyisiran sampah di semua wilayah Kabupaten Bekasi.
Baca: Sampah Depok 1.300 Ton Per Hari, Pemkot Kekurangan 135 Truk
Dengan begitu, pelayanan pengangkutan sampah, baik sampah di lingkungan warga maupun sampah pasar bisa dilakukan lebih maksimal. "Karena jangkauannya juga lebih luas. Warga juga bisa lebih fokus beribadah di Bulan Ramadan tahun ini, biar kami selesaikan permasalahan ini," ujarnya.