TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Menengah Atas Negeri 70 Jakarta membatalkan izin acara tahunan itikaf Ramadan pada 1-2 Juni 2019 yang menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain. Acara tersebut digelar oleh alumni SMA 70 yang tergabung dalam komunitas kajian Islam, Ghirah.
Ghirah, seperti tahun-tahun sebelumnya, merencanakan kegiatan itikaf di Masjid Al Ikhlas milik sekolah. Pengelola sekolah menarik kembali izin acara lantaran sosok Tengku Zulkarnain menuai kontroversi di kalangan alumni SMAN 70. Akhirnya, lokasi acara dipindahkan dari SMAN 70 ke masjid lain di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Lihat: Tengku Zulkarnain Batal Diundang ke Masjid SMA 70, Ini Alasannya
Wakil Kepala SMAN 70 Sukardi menerangkan bagaimana sampai izin acara ditarik. Dia mengatakan sejumlah alumni menolak acara itikaf karena narasumbernya Tengku Zulkarnain yang tidak direkomendasi oleh pemerintah. Setelah dibatalkan, menurut Sukardi, alasan penolakan terhadap Tengku Zulkarnain justru meluas.
"Setelah dibatalkan kami juga kaget ada yang menyebutnya (Tengku Zulkarnain) penceramah radikal, dan viral di media sosial," kata Sukardi pada saat ditemui Tempo di SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Mei 2019.
Sukardi lantas menuturkan persoalan muncul ketika pada Rabu lalu beredar meme poster undangan acara itikaf yang menghadirkan Tengku Zulkarnain di grup Whatsapp dan media sosial. Tengku Zulkarnain diketahui bagian dari tim pemenangan Prabowo-Sandi. Maka pengelola sekolah meminta kepada panitia memindahkan kegiatan ke tempat lain. Keputusan ini muncul setelah sepekan izin diterbitkan.
"Sebab sekolah merupakan wilayah yang netral. Kami mencegah pihak manapun yang ada kaitannya dengan politik berkegiatan di sekolah," ucapnya.
Menurut Sukardi, konten kegiatan yang memang digelar tahunan setiap Ramadan itu sangat baik, seperti itikaf, santunan, buka puasa bersama, dan kegiatan keagamaan lainnya. Tapi, "Dari flyer itu kami baru tahu siapa narasumber yang diundang."
Ada tiga komunitas kajian keagamaan yang dikelola alumni SMAN 70, termasuk Ghirah. Sekolah mengizinkan Masjid Al Ikhlas di SMAN 70 digunakan untuk kegiatan keagamaan siswa maupun alumni asalkan mentaati sejumlah syarat. Syarat pertama, masjid sekolah bisa digunakan oleh nonsiswa selama tidak ada kegiatan sekolah. Kedua, masjid tidak digunakan di hari Minggu, dan ketiga, penyelenggara harus menyertakan surat yang menjelaskan acara berikut narasumbernya.
Pemilihan narasumber Tengku Zulkarnain membuat acara yang sedianya dihelat Ghirah di masjid SMAN 70 akhirnya dibatalkan.
IMAM HAMDI