TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mempertanyakan kebijakan SMA 70 Jakarta yang memindahkan kegiatan itikaf Ramadan alumni ke luar sekolah kerena mengundang dirinya sebagai pengisi tausiah. Zulkarnain merupakan anggota tim pemenangan capres Prabowo Subianto pada Pemilu 2019.
"Kok giliran kami ditolak. Katanya demokrasi," kata Zulkarnain saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Mei 2019.
Baca: Ditolak Hadir di SMA 70, Tengku Zulkarnain Pertanyakan Alasannya
Pro dan kontra sebelumnya menyertai agenda acara itikaf di masjid Al Ikhlas SMA 70 Jakarta bertitel Istiqomah dalam Ketaqwaan, 1-2 Juni mendatang. Sekolah mengakui sempat memberi izin agenda dari alumni itu seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun membatalkannya kembali setelah mengetahui narasumber yang diundang termasuk Tengku Zulkarnain.
Kepala SMA 70 Jakarta, Ratna Budiarti, menuturkan langkah sekolah menganjurkan pemindahan lokasi itikaf lantaran baru mengetahui belakangan perihal narasumber yang diundang di acara itu. Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, kata dia, akhirnya dalam rapat sekolah diputuskan untuk tidak mengizinkan itikaf alumni karena mengundang narasumber yang dianggap punya afiliasi politik.
Poster pembatalan acara itikaf Ramadan di masjid SMA 70 Jakarta yang menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Wakil Sekjen MUI, Tengku Zulkarnain. Acara tahun ini itu dibatalkan karena menuai kontroversi alumni dan publik. Sumber: media sosial
Zulkarnain mengatakan penolakan sekolah terhadap dirinya bisa diperdebatkan. Sebab, penolakan sekolah terkait dengan rencana kegiatan itikaf yang dilakukan komunitas kajian keagamaan alumni SMA 70, Ghirah, terjadi setelah masa kampanye. "Tidak senang bisa diperdebatkan. Kalau bawa-bawa ke dalam masalah politik," ujarnya.
Menurut Zulkarnain, dirinya bisa membedakan antara kampanye dan berdakwah. Jadi, kata dia, sekolah tidak perlu khawatir terhadap materi tausiah yang akan diberikannya. "Pemilu sudah selesai. Kenapa masih dibawa kampanye," kata dia.
Baca: Acara Tengku Zulkarnain di Masjid SMA 70 Batal, Begini Ceritanya
Zulkarnain menilai sekarang adalah fase mempersatukan pascapemilu. Sekolah diharapkan tidak lagi menyeret ke persoalan yang bersifat politik. "Sekarang 03. Saya tidak mau cerita 01, 02. Sekarang Pancasila persatuan Indonesia," ujarnya.
Ia pun melihat masih banyak orang belum bisa menerima perbedaan. Padahal, pihaknya tidak pernah menolak ustaz yang berada di kubu Jokowi untuk berceramah di mana pun. Bahkan, Tengku Zulkarnain menyebut sebagian dari tim di kubu Jokowi juga banyak yang kampanye di pesantren, kampus-kampus dan institusi pendidikan lainnya.