TEMPO.CO, Jakarta - Iwan Firman, 60 tahun, tak pernah melupakan peristiwa yang terjadi pada, 14 Mei 1998, sekitar pukul 16.00. Saat itu, ada segerombolan pria berbadan tegap dan berambut cepak menghadangnya saat naik motor di Jalan Letjen Soeprapto, Jakarta Pusat.
"Saya diberhentikan. Disuruh turun, lalu digebuki sampai telinga dan hidung saya mengeluarkan darah. Setelah itu saya dan motor saya dibakar," kata Iwan yang datang memperingati tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Senin, 13 Mei 2019.
Baca: 21 Tahun Tragedi Mei 1998, Jangan Sampai Rezim Otoriter Kembali
Tragedi yang terjadi 21 tahun lalu itu membuat nyaris sekujur tubuhnya luka bakar. Iwan pun cacat seumur hidup.
Iwan berharap kejadian seperti tragedi Mei 1998 tidak terulang di negeri ini. Menurut dia, saat itu keadaan cukup mencekam, terutama untuk warga beretnis Tionghoa.
Berkaitan dengan persitiwa itu, Iwan mengatakan pernah bertemu dengan presiden Megawati Soekarnoputri. Saat itu, ia sempat mendapatkan bantuan pengobatan dan operasi tangannya yang sempat dempet karena luka bakar.
Selain itu, kata Iwan, Megawati berjanji mau membantu mengungkapkan dalang tragedi ini. Namun hingga tiga kali pergantian presiden peristiwa Mei 1998 belum juga terungkap dalangnya. "Sampai sekarang saya masih berharap agar kasus ini dituntaskan," ujarnya.
Baca: Keluarga Korban Kerusuhan Mei 98 Berziarah di TPU Pondok Rangon
Iwan mengaku ingin bertemu presiden Joko Widodo untuk menceritakan seluruh kejadian yang menimpa dirinya dan korban lainnya. "Ada beberapa teman saya juga yang dibantai. Saya ingin Presiden Jokowi tahu dan membantu untuk mengungkap siapa dalangnya," kata dia.
Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Ferry Kusuma mengatakan koalisi masyarakat sipil dan keluarga korban tragedi Mei 1998 akan terus menuntut keadilan agar kasus ini bisa diungkap. Selain itu, koalisi berharap agar pemerintah merehabilitasi seluruh korban dan keluarganya. "Setiap tahun kami memperingati kejadian ini untuk menggugat agar kasus ini bisa diungkap dan jangan sampai terulang," ujarnya.