TEMPO.CO, Tangerang - Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengantisipasi dan mencegah masuknya penyakit cacar monyet (monkeypox). Caranya, memaksimal pengoperasian mesin-mesin pendeteksi suhu tubuh atau Thermoscanner.
Baca juga:
Ditanya Kasus Eggi Sudjana, Ratna Sarumpaet: Permainan Pemerintah
"Ada enam Thermoscanner terbagi tiga unit di Terminal 3 internasional dan tiga di Terminal 2 F," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf kepada Tempo, Selasa 14 Mei 2019.
Anas menerangkan, thermoscanner terpasang permanen di dua terminal kedatangan internasional Soekarno-Hatta tersebut. Pengoperasiannya menjadi dimaksimalkan dalam mewaspadai masuknya penyakit yang sedang mewabah di negara lain termasuk saat ini cacar monyet.
Biasanya, hanya 1-2 mesin yang digunakan dan tidak semua penumpang pesawat internasional diarahkan melaluinya. Kali ini, Anas menjanjikan, seluruhnya dikerahkan untuk diaktifkan.
Baca juga:
Baca juga:
Pemuda Ancam Jokowi, Polisi Kejar Perempuan Pemilik Video ke Sukabumi
Prinsip kerja alat, Anas menjelaskan, akan memindai setiap penumpang yang melewatinya. Secara otomatis alat ini akan mendeteksi suhu tubuh penumpang. Dari layar monitor akan terlihat apakah suhu tubuh di penumpang normal atau sedang demam.
Anas menerangkan, ciri dari penyakit cacar monyet ini adalah demam dan timbul bintik bintik bergelembung pada kulit. "Ketika ditemukan penumpang yang demam dengan suhu diatas 38 derajat Celsius, petugas kami akan membawa penumpang tersebut untuk dilakukan surveilance," kata Anas.
Baca juga:
Pembunuhan Gadis di Apartemen, Begini Tersangka Kelabui Korban
Selanjutnya, kata dia, penumpang yang demam itu akan ditangani langsung oleh dokter jaga yang bertugas 24 jam. Anas menambahkan, ada sebelas petugas, masing-masing enam orang di Terminal 3 dan lima orang di Terminal 2 F.
Anas mengutip keterangan WHO dan Kementerian Kesehatan, cacar monyet atau monkeypox ditemukan di negara negara Afrika seperti Kongo dan Nigeria.