TEMPO.CO, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan turut prihatin Gunung Pongkor di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, longsor sehingga sedikitnya 5 penambang emas ilegal atau gurandil tewas dan puluhan lainnya tertimbun.
“Jadi kalau sudah begini siapa yang akhirnya disalahkan,” kata Ade di sela-sela kegiatannya hari ini, Selasa, 14 Mei 2019. “Hampir semua korbannya penambang gurandil dan hingga saat ini masih dilakukan evakuasi.”
Baca: 12 Penambang Liar di Gunung Pongkor Teridentifikasi
Menurut Ade, aktifitas gurandil sudah mulai ditertibkan sejak 2014. Namun, masih banyak masyarakat yang nekat menambang emas di lokasi PT Aneka Tambang (Antam) tersebut. Pemerintah daerah menyatakan sudah melakukan berbagai cara untuk menghilangkan gurandil.
“Kami sudah lakukan segala cara mulai dari sosialisasi hingga penertiban, tapi mereka ini kan hide and run alias kucing-kucingan dengan petugas,” kata Ade.
Dia menuturkan pemerintah Kabupaten Bogor sudah bekerjasama dengan Polres Bogor, Polda Jawa Barat, dan Satpol PP setempat untuk menjaga kawasan tambang bebas dari gurandil. Namun, lokasi yang luas dan keterbatasan petugas membuat pengawasan kurang efektif.
“Tetapi kan yang namanya di gunung ya, kadang-kadang tidak terpantau semua."
Sebelumnya, Diduga akibat cuaca buruk Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, mengalami longsor. Anggota PMI setempat, Deni Endarto, mengatakan bahwa longsor terjadi pada Minggu dini hari, 12 Mei 2019, sekitar pukul 01.00 WIB.
“Struktur tanah yang labil serta hujan deras yang terus-menerus diduga penyebab kejadian ini,” kata Deni dikonfirmasi Tempo, Senin, 13 Mei 2019.
Baca: Antam Ditutup, Ini Penyebab Gurandil Bisa Masuk ke Pongkor
Menurut Deni, telah ditemukan 8 orang yang 5 di antaranya meninggal dan tanpa identitas serta 3 lainnya selamat.
Longsor di Gunung Pongkor pernah terjadi pada 2015. Saat itu 12 gurandil tertimbun. Sedangkan pada Maret 2019 empat penambang liar ditemukan tewas karena diduga menghirup gas beracun dari lubang galian emas.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA