TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan tarif penuh sejak 13 Mei 2019 nampaknya tak memengaruhi jumlah penumpang MRT Jakarta. Jumlah penumpang kereta Ratangga tetap melampaui target sejak dua hari pemberlakuan tarif.
Baca: Takut Penumpang Hilang, Diskon Tarif MRT Jakarta Diperpanjang
"Jumlah penumpang MRT Jakarta mencapai angka 80.668 orang pada Selasa lalu. Sebelumnya pada hari pertama pemberlakuan tarif penuh pada Senin, 13 Mei 2019, jumlah penumpang mencapai 77.696 orang," bunyi siaran pers MRT Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.
Jumlah penumpang berada di atas target yang MRT, yakni sebanyak 65 ribu penumpang per hari. Meskipun begitu, jumlah penumpang dengan tarif full ini tetap lebih rendah jika dibandingkan saat MRT beroperasi dengan tarif setengah harga, yakni rata-rata 82 ribu penumpang per hari.
Penurunan jumlah penumpang akibat berakhirnya tarif diskon telah diprediksi oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar. Ia mengatakan jumlah penumpang dapat turun hingga 30 persen saat tarif normal berlaku.
Menurut William, penumpang MRT saat ini terbagi dua kelompok, yakni kelompok yang mengutamakan kenyamanan dan ketepatan waktu, lalu kelompok kedua yang mempertimbangkan betul soal harga. Potensi penurunan 30 persen penumpang MRT itu berasal dari kelompok kedua.
"Kami akan terus mengkombinasikan kedua kelompok ini," ujar William menjelaskan strateginya mempertahankan jumlah penumpang MRT.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta memberlakukan tarif diskon 50 persen sejak 1 April - 12 Mei 2019. Pemberian tarif setengah harga itu merupakan cara MRT mengenalkan moda transportasinya ke masyarakat, sekaligus kompensasi terhadap armadanya yang belum beroperasi penuh.
Baca: Penyebab DPRD DKI Jadikan Tarif MRT Normal Sebagai Bahan Studi
Kini setelah masa tarif diskon selesai, untuk masuk stasiun penumpang MRT Jakarta harus membayar Rp 3.000. Tarif MRT akan naik Rp 1.000 setiap kereta melewati satu stasiun. Tarif tertinggi MRT Jakarta Rp 14 ribu dari Stasiun Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia atau sebaliknya.