TEMPO.CO, Jakarta - Kantor bersama pemerintah DKI dengan BUMD bakal fokus menjalankan penataan jangka panjang kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoko mengatakan, pemerintah DKI bermaksud mengoptimalkan integrasi kawasan.
Baca: Ramadan, Pedagang Sarung Raup Untung di Tanah Abang
Hal itu agar meningkatkan aktivitas warga yang menggunakan transportasi terintegrasi, khususnya di Tanah Abang. Selain itu untuk menumbuhkan aktivitas ekonomi di pasar Tanah Abang.
"Konsep pemprov adalah bagaimana memfasilitasi buat peningkatan dua aktivitas ini dengan mengoptimalkan integrasi kawasan yang ada," kata Sigit saat dihubungi, Sabtu, 18 Mei 2019.
Pemda telah memulai penataan Tanah Abang dengan membangun jembatan penyeberangan multiguna alias skybridge. Tahapan ini merupakan penataan jangka menengah setelah pemda mengizinkan pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sepanjang Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang. Pedagang kemudian dipindahkan ke skybridge.
Jembatan multiguna ini juga dirancang untuk menghubungkan stasiun dengan pasar dan halte busway. Pemda bekerja sama dengan pemerintah pusat, dalam hal ini PT Kereta Api Indonesia (KAI), agar mau membongkar dinding stasiun demi membuat akses keluar-masuk warga dari stasiun ke pasar serta halte busway melalui skybridge.
Untuk ke depannya, Sigit berujar, pemda akan kembali bekerja sama dengan PT KAI, Pembangunan Sarana Jaya, dan Pasar Jaya guna menata kawasan Tanah Abang. Sebab, ada hak pengelolaan lahan (HPL) di Tanah Abang yang dimiliki Sarana Jaya.
Tak hanya itu, menurut Sigit, Pasar Jaya dan PT KAI juga mempunyai properti lahan di sekitar Tanah Abang. Pada akhirnya, penataan Tanah Abang bakal merujuk pada panduan rancang kota (urban design guideline/UDGL) yang dikeluarkan Sarana Jaya. "Inilah perwujudannya dalam tata kelola kawasan," ucap Sigit.
Dalam penataan jangka panjang, Sarana Jaya ingin menyulap Tanah Abang menyerupai kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta.
Direktur Utama PD Sarana Jaya Yoory C. Pinontoan menyampaikan, proyek Sentra Primer Tanah Abang akan dilengkapi jalur mass rapid transit (MRT), pembangunan hunian, perkantoran, dan pusat perbelanjaan. Sarana Jaya juga bakal menerapkan konsep moda transportasi terintegrasi atau dikenal dengan istilah transit oriented development (TOD).