TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan Fahrul W Arbi mengatakan ada satu orang korban meninggal akibat kena tembak terkait kericuhan di Tanah Abang, Rabu dini hari, 22 Mei 2019. Korban diketahui atas nama Farhan Syafero.
"Korban waktu datang belum meninggal. Jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke RSCM Cipto Mangunkusumo," kata Fahrul dalam keterangannya, Rabu, 22 Mei 2019.
Baca: Rusuh Demonstran di Tanah Abang, Stasiun KRL Lindungi Penumpang
Fahrul mengatakan korban meninggal karena tembakan di bagian dada. Ketika dilakukan penanganan pertama, nyawa korban tidak tertolong.
"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar," kata Fahrul.
Kericuhan di sekitar Tanah Abang terjadi setelah aparat gabungan memukul mundur massa yang melakukan aksi di Bawaslu. Massa dipukul mundur karena masih melakukan aksi dan memaksa masuk ke kantor Bawaslu sekitar Selasa malam, 21 Mei 2019 pukul 23.00.
Sampai pukul 06.15 WIB pagi ini, Fahrul menyebut ada sebanyak 17 korban luka yang dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Selain korban luka tembak, ada korban kericuhan Tanah Abang yang terluka kena lemparan batu dan gas air mata. "Mereka dibawa ke rumah sakit karena berbagai macam sebab, seperti terkena tembakan. Dua orang di antaranya sudah dirujuk ke RS Tarakan," ujarnya.
MUH. HALWI