Petugas kepolisian yang berjaga di perempatan Kebon Sirih awalnya tak menyadari kedatangan perempuan ini. Mereka sedang sibuk membuat barikade menahan puluhan massa yang datang dari dua arah, yakni Hotel Millenium dan Tugu Tani. Massa melempari petugas dengan bom Molotov dan batu.
Petugas baru menyadari ketika si perempuan sudah berjalan melewati perempatan Kebon Sirih menuju perempatan Sarinah. “Pak, itu bawa ransel pak, bawa ransel,” kata pria yang mengejarnya sejak dari patung kuda.
Petugas yang sadar kemudian meneriaki si perempuan untuk berhenti. Namun, peringatan itu tak diindahkan. Dia malah duduk di separator busway sambil mengumpat.
Tidak terlalu jelas apa yang diteriakkannya sebab petugas maupun wartawan sama-sama menjaga jarak dengan perempuan itu lantaran khawatir tas yang dibawa berisi bom. Hanya terdengar sayup-sayup ia bicara soal api neraka.
Seorang petugas kepolisian sempat mendekati perempuan dalam jarak sekitar 3 meter untuk bernegosiasi, namun si perempuan emoh menyerah. Dia malah menyeberang ke lajur yang berlawanan dan kembali berjalan mengarah ke perempatan Sarinah. Di sana, puluhan polisi bertameng sedang berjaga di sekitar Bawaslu.
Melihat aksi si ibu, petugas dan wartawan ikut mengejar sambil berteriak kepada barikade kepolisian di dekat Bawaslu untuk bubar. Mereka memperingatkan bahwa si ibu membawa ransel yang dicurigai berisi bom.