Petugas yang berada di barikade Sarinah kemudian menembakkan gas air mata ke arah si perempuan. Lewat pengeras suara polisi meminta wanita itu duduk dan menyerah. Namun dia masih mondar-mandir di depan Gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman.
Setelah lebih dari satu jam negosiasi yang alot itu, perempuan berpakaian hitam akhirnya menyerah. Di depan gedung Wisma Mandiri, polisi memintanya melepaskan ransel, jaket hitam dan kerudung untuk memastikan tidak ada bom. Lalu dia diperintah untuk tiarap.
Ransel yang dibawanya ternyata hanya berisi sebuah buku, charger ponsel dan botol air minum. Dari tas juga ditemukan Kartu Tanda Penduduk, dengan nama Dewi Mustika Rini kelahiran 1987. Tertulis dia beralamat di Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan.
Tercantum pula bahwa Dewi bekerja sebagai asisten rumah tangga. Dari jaketnya, kepolisian menemukan sebuah pipa besi. Belum diketahui apakah pipa itu bom atau bukan. Polisi memanggil gegana untuk memeriksa tabung besi tersebut.
Baca: Demo 22 Mei, Sejumlah Karyawan Menghindar dan Pilih Libur
Usai ditangkap, perempuan itu tak berhenti menangis ketika anggota polisi wanita menanyainya. Polisi sempat memberikannya minum untuk meredakan tangis. Sampai saat ini, belum diketahui motif perempuan itu melakukan aksinya di lokasi Demo 22 Mei 2019 di depan Bawaslu.