"Terus polisi itu balik badan dan nyamperin. Mereka berdebat dengan orang tua saya. Orang tua saya bilang, 'Pak itu warga Pak," kata dia. Namun, polisi tetap memutuskan membawa temannya sesama warga Kemanggisan itu.
Jalan Kampung Bali XXXIII juga merupakan lokasi Masjid Al Huda. Di halaman masjid, terjadi kekerasan lain yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Sebuah video amatir menunjukkan bagaimana seorang pria dengan perawakan kurus, dipukul berkali-kali dengan tongkat dan popor senjata, lalu ditendang dan diseret oleh beberapa pria berseragam hitam Brimob. Video itu langsung viral di media sosial.
Para penganiaya yang berhelm itu menenteng tameng hitam dan pentungan. Jumlahnya tampak lebih dari 10 dan posisinya semula berpencar di beberapa titik. Namun begitu ada pria yang ditangkap, semuanya mendekat lalu memukuli dengan membabi buta.
Baca juga : Hasil Otopsi 4 Korban Rusuh 22 Mei, RS Polri: Tewas Tertembak
Imam Masjid Al Huda, Tajudin mengatakan anak yang dianiaya itu bukan bagian dari perusuh maupun pengunjukrasa di Bawaslu RI. Tajudin berujar, anak tersebut bekerja sebagai juru parkir di lahan kosong sekitar masjid. Jasa parkir itu milik Smart Services Parking.
"Dia bukan ngumpet. Itu orang parkir," kata Tajudin saat ditemui wartawan di masjid tersebut pada Jumat, 24 Mei 2019.
Situasi Musala Al Huda dan lahan kosong milik Smart Services Parking di Kampung Bali, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Mei 2019. TEMPO/M Yusuf Manurung.
Tajudin mengatakan, pengeroyokan tersebut berlangsung pada Kamis, 23 Mei 2019 sekitar pukul 06.30. Namun, dia berujar sedang tidak di lokasi saat kejadian berlangsung. Dia mengaku sedang di rumah untuk sembunyi. Meski begitu, Tajudin membenarkan dia sering melihat anak tersebut di kawasan dekat masjid.
Sayangnya Tajudin tidak mengenal nama anak tersebut. Dari informasi yang diterimanya, polisi juga membawa dua orang lain saat kejadian di masjid itu. Salah satunya disebut pegawai perusahaan parkir.
"Yang dibawa polisi tiga orang, supervisor satu, dan anak-anak itu dua orang," kata dia.
Pantauan Tempo di lokasi pada Jumat siang 24 Mei 2019, sekitar empat mobil terparkir di lokasi masjid. Saat Tempo ke sana, beberapa anggota TNI terlihat beristirahat di halaman depan masjid.
Dua anggota Brimob berjaga di area belakang masjid Jalan Kampung Bali XVII. Dua anggota Brimob lain berjaga di sisi kanan masjid Jalan Kampung Bali XXXII.
Baca juga :
Rusuh di Tanah Abang, Satu Orang Tewas dengan Luka Tembak
Seorang pegawai Smart Services Parking yang ditemui Tempo mengatakan ada empat orang yang ditangkap di area parkir masjid tersebut. Bukan tiga orang seperti yang dijelaskan Tajudin. Salah satu pria yang ditangkap merupakan supervisor perusahaan jasa parkir itu.
Soal pria yang dipukuli, lalu diseret seperti dalam video yang viral pasca kerusuhan 22 Mei, sumber tersebut memastikan insiden itu benar terjadi. Tapi korbannya bukan pegawai perusahaan parkir. "Dia hanya sering bantu-bantu dan main di sini," kata pria yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Markas Besar Kepolisian masih memeriksa viral video dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan anggota Brigade Mobil dalam aksi 22 Mei 2019. Analisis untuk membuktikan kebenaran video dilakukan oleh Direktorat Siber Badan Reserse Kriminal Polri.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, di kantornya, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019 malam akhirnya membenarkan bahwa insiden pemukulan itu dilakukan polisi. Namun dia berdalih polisi ketika itu sedang memburu perusuh yang membawa batu-batu dan menyediakan jerigen air untuk membasuh mata kawan-kawannya yang terkena gas air mata. Korban yang dipukuli Brimob, menurut Dedi, bernama Andri Bibir. Dia masih hidup dan kini ditahan Polda Metro Jaya.