TEMPO.CO, Jakarta - Ismail alias Mail, pedagang rokok dan mi instan yang warungnya ludes dibakar massa saat kerusuhan 22 Mei, mengaku bersyukur telah diundang dan diberi bantuan modal untuk membuka usahanya kembali oleh Presiden Joko Widodo ataun Jokowi.
Baca juga: Diundang Jokowi, Ismail Perbaiki Warung Akibat Kerusuhan 22 Mei
Jokowi, kata pria berusia 68 tahun, itu memberikan bantuan modal awal untuk membuka usahanya kembali sebesar Rp 7,5 juta. "Uang dari Pak Jokowi untuk modal beli perabotan warung yang ludes terbakar," kata Ismail di warungnya yang berada di sebelah kantor Pos Polisi Sub Sektor Sarinah atau Pos Polisi Sarinah Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Mei 2019.
Ismail menuturkan, setelah mendapatkan bantuan dari Jokowi, dia juga mendapat bantuan dari sejumlah pihak, di antaranya dari Kementerian Sosial dan Gereja Theresia.
Ia mengatakan bantuan tersebut bakal digunakan untuk membangun kembali bangunan warungnya yang ludes terbakar. "Biaya terbesar untuk membeli perabotan dan gerobak kembali serta memperbaiki bangunan yang rusak," ucapnya. "Kalau untuk modal jual kopi dan mi Rp 500 ribu sudah cukup."
Menurut Ismail, kebakaran yang menghanguskan seluruh warungnya menyebabkan dia mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta. Selain Ismail, temannya Kusma dan Raja, yang mempunyai lapak penjualan rokok dan minuman segar di samping Pos Polisi Sarinah ikut menjadi sasaran massa.
Kata Ismail, massa membuka warung gerobak milik Kusma dan Raja, lalu menggasak seluruh isinya. "Bahkan, di warung milik Kusma ada uangnya Rp 8 juta ikut dijarah massa," ucap Ismail.
Sejauh ini, kata Ismail, banyak pihak yang peduli terhadap nasib pemilik warung yang dijarah massa aksi 22 Mei. "Alhamdullillah, teman saya yang dijarah warungnya juga mendapatkan bantuan dan bisa mulai berjualan lagi nanti."
Baca juga: Buat Video Ujaran Kebencian dan Hoax, Eks Tentara AS Ditangkap
Ismail menargetkan memperbaiki warung tidak lama dari hari kerusuhan 22 Mei, sebelum lebaran. Tujuannya, kata dia, agar setelah lebaran dirinya bisa kembali berjualan. "Warung ini satu-satunya tempat usaha saya untuk menafkahi keluarga," kata Ismail.