TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak bahagia ketika mengetahui acara pembagian dan pengumpulan zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Baziz DKI Jakarta diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 2018. Sebab, pengadaan acara rutin tahunan Baznas Baziz di sana dikenakan biaya sebesar Rp 500 juta.
"Ini kita mau mengadakan pengumpulan zakat atau bikin event untuk mendapatkan keuntungan? Kalau keuntungan ya tidak apa-apa kita mengeluarkan 20 persen," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2019.
Baca: Bayar Zakat Rp 75 Juta, Kartu Debit Anies Ditolak Mesin EDC
Melihat hal itu, Anies sempat ingin membatalkan acara tersebut. Tapi urung, karena biaya sewa gedung sudah sebagian besar terbayarkan. Acara akhirnya tetap berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta Pusat.
Belajar dari tahun lalu, Anies tak mengizinkan Baznas Baziz DKI mengadakan acara serupa di JCC. Sebagai gantinya, ia mempersilakan panitia menggunakan Balai Kota yang gratis dari biaya penyewaan. Sehingga, menurut dia, jumlah penerima zakat dapat meningkat dengan penghematan itu.
"Kami review kembali bagaimana prinsip dasar pengelolaan zakat, karena uang zakat itu harusnya diterima langsung pada mustahiq, tidak boleh rembes," kata Anies.
Baca: Baznas DKI Targetkan Zakat 2019 Terkumpul Rp 200 Miliar
Mulai hari ini, Baznas Baziz DKI membuka gerai penerimaan zakat di Balai Kota. Selain menerima uang tunai, pembayaran zakat di gerai dapat dilakukan menggunakan mesin debit.
Para pegawai negeri sipil (PNS) yang berkantor di sekitar Balai Kota diimbau Anies menggunakan gerai itu untuk melakukan kewajiban pembayaran zakat. Sebagai contoh, Anies melakukan pembayaran zakat mal sebesar Rp 75 juta di gerai tersebut.
Ketua Baznas Baziz DKI Jakarta, Luthfi Fathullah mengatakan pihaknya menargetkan pengumpulan zakat tahun 2019 sebanyak Rp 200 miliar. Uang itu nantinya akan disalurkan ke 1.000 penerima yang tersebar di lima wilayah Jakarta.