TEMPO.CO, Jakarta -Rumah Sakit Polri Kramatjati masih merawat 14 pasien dari massa yang terlibat kerusuhan pada aksi 22 Mei.
Kepala Bidang Perawatan Medis dan Perawatan RS Polri Kramatjati, Komisaris Besar Yoyok Witarto, mengatakan awalnya rumah sakit menerima 31 pasien dari massa yang terlibat kerusuhan di sejumlah lokasi saat aksi 22 Mei lalu.
Baca juga : Kondisi Terkini Markus, Pria Diduga Korban di Video Brimob Brutal
"Sebagian sudah keluar dari rumah sakit," kata Yoyok di RS Polri Kramatjati, Rabu, 29 Mei 2019. Yoyok enggan menjelaskan terkait dengan kondisi korban yang masih dirawat saat ditanya wartawan.
Selain itu, Yoyok juga belum bisa memastikan saat dikonfirmasi apakah ada pasien atas nama Markus Ali. Dia mengatakan semua pasien masih menjalani perawatan. "Cukup ya."
Via, telah menemukan keberadaan kekasihnya, Markus Ali, pria yang diduga dipukuli oleh aparat Brimob di sekitar Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Tanah Abang, Jakarta Pusat atau di area Smart Services Parking. Via menemukan Markus berada di RS Polri, Selasa lalu, 28 Mei 2019.
"Markus di ICU, tapi belum bisa ngobrol," kata Via kepada Tempo, Rabu, 29 Mei 2019.
Via mengaku belum diizinkan masuk ke ruangan dan berbincang dengan Markus oleh pihak berwenang. Seorang petugas kepolisian, kata Via, memintanya untuk bersabar dan menunggu beberapa hari lagi.
"Saya sudah enggak sanggup liat Markus di ICU, enggak sanggup nahan air mata," kata Via.
Empat jenazah korban rusuh 22 Mei meninggal karena luka tembak, Jakarta, Kamis 23 Mei 2019.
Dari pantauan Via melalui kaca, Markus disebut dalam keadaan amat memprihatinkan. "Banyak selang saja. Rambutnya juga sudah dibotakin," kata dia.
Baca juga :
Cerita Tetangga Soal Helmi Iwan Pembuat Senjata Api Rakitan yang Raib
Selain pasien dari massa yang ikut berunjuk rasa, RS Polri masih merawat tiga personel polisi yang menjadi korban dalam kerusuhan aksi 22 Mei. Awalnya, kata dia, RS Polri menerima 29 pasien dari personel polisi yang mengalami luka-luka saat menjaga aksi 22 Mei.
Dari jumlah 14 pasien korban rusuh aksi 22 Mei tersebut, 10 di antaranya hanya menjalani rawat jalan dan 19 rawat inap. "Tapi sejak kemarin tinggal tiga yang masih dirawat inap karena lukanya cukup parah."