TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Jasa Abadi di Jalan Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang menyediakan jasa pembantu rumah tangga (PRT) dan suster bagi lansia pengganti atau infal, mengalami penurunan jumlah konsumen di setiap musim lebaran dalam tiga tahun terakhir.
Menurut pemilik yayasan, Tien, jumlah pengguna jasa tidak pernah lagi menyentuh angka 100 orang. "Lebaran tahun ini baru sekitar 60 pemesan," kata dia saat ditemui di kantornya, Jumat, 31 Mei 2019.
Baca: Menjelang Lebaran, Permintaan Infal Meningkat
Tien mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah pemesan saat musim lebaran bisa mencapai 100 orang. Bahkan, pada masa keemasan Yayasan Jasa Abadi, yaitu antara tahun 2004-2005, pemesanan bisa mencapai 150 orang.
Menurut Tien, persaingan usaha penyedia jasa sejenis semakin tahun semakin ketat. Selain itu, rata-rata konsumen sudah memiliki penyedia jasa yang dipercaya sehingga sulit untuk berganti langganan.
Meski begitu, Tien mengaku tetap bersyukur. Yayasan yang telah dibangun sejak tahun 1981 tersebut masih bisa berjalan walau ada penurunan. "Tetap ada saja pemesan," kata dia.
Baca: Menjelang Lebaran, ART Infal Banyak Diminati, Ini Tarifnya
Di Yayasan Jasa Abadi, PRT pengganti atau infal selama lebaran dipatok dengan harga Rp 200 ribu per hari. Sedangkan untuk suster lansia sebesar Rp 300-350 ribu per hari. "Minimal dipesan untuk 15 hari," kata Tien.
Untuk memesan jasa PRT dan suster, para pengguna harus menandatangani kontrak perjanjian kerja. Pengguna juga disyaratkan untuk membawa fotokopi KTP dan kartu keluarga.
Namun karena pengguna di yayasan itu merupakan pelanggan lama, Tien biasanya jarang meminta KTP atau KK. "Alhamdulillah selama ini gak ada yang sampai gak dibayar," kata Tien.
Di tempat Tien, PRT dan suster dijamin telah mendapatkan pelatihan. Untuk PRT, rata-rata mengikuti pelatihan dulu sekitar tiga hari. Sedangkan untuk suster lansia mencapai satu bulan masa pelatihan. Mayoritas pekerja di yayasan itu berasal dari Pacitan, Jawa Timur, kampung asal Tien.
Tien mengatakan, yayasannya memiliki sekitar 50 orang PRT dan suster. Usianya rata-rata antara 25-30 tahun, sesuai dengan mayoritas permintaan dari pengguna jasa.
Selain penurunan jumlah permintaan, Tien mengalami penurunan jumlah pekerja. Menurut dia, banyak anak-anak muda dengan pendidikan tidak tinggi lebih memilih kerja di pabrik atau menjadi SPG.
Selain itu, banyak yang lebih memilih kerja di luar negeri sebagai TKI. "Padahal ini jauh lebih menghasilkan," kata dia. "Di sini kita juga lebih aman, kita seperti keluarga".