TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi menyatakan terbuka bagi pendatang baru setelah lebaran. Instansi kependudukan memastikan tidak akan melakukan razia pendatang setelah gelombang arus balik Lebaran.
"Kota ini sangat welcome dan terbuka terhadap pendatang," kata Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.
Tri beralasan tidak menolak gelombang urbanisasi karena perkembangan Kota Bekasi tak lepas dari peran masyarakat pendatang yang turut menggerakan perekonomian. "Mereka memberi warna, mendatangkan investasi dan membayar pajak," ucap Tri.
Baca: Sikap Pemerintah Bekasi Terhadap Pendatang Baru Setelah Lebaran
Tri berseloroh bahwa Kota Bekasi adalah kota sejuta harapan. "Ada Harapan Indah, Harapan Baru, Harapan Jaya, maupun Ujung Harapan," ujar Tri merujuk nama sejumlah daerah di Kota Bekasi.
Pemerintah daerah, kata Tri, tidak khawatir dengan ancaman pengangguran akibat gelombang urbanisasi usai Lebaran. Menurut dia, para pendatang itu adalah bagian dari bonus demografi Indonesia.
Meski demikian, Tri berharap para pendatang baru memiliki bekal ketrampilan agar bisa bersaing di Kota Bekasi. Jika tidak mereka akan tereliminasi dengan sendirinya. "Jangan hanya datang ke sini lalu keleleran dan tidak memiliki pekerjaan," ia menambahkan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI beberapa waktu lalu merilis bahwa kepadatan penduduk di Kota Bekasi berada di peringkat ketiga kategori kota metropolitan dengan jumlah penduduk mencapai 2,7 juta jiwa.
Baca juga: Arus Balik, Simak Jadwal Sistem Satu Arah hingga Contra Flow
Jumlah tersebut menggeser Kota Bandung, dan hampir menyalip Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2,8 juta jiwa. Adapun peringkat pertama masih ditempati DKI Jakarta.
"Kepadatan penduduk di Kota Bekasi itu 16.500 jiwa per kilometer persegi, jadi wajar kalau masuk kategori terpadat" ujar Tri.