TEMPO.CO, Bogor – Kemacetan yang kerap terjadi di Jalur Puncak akibat kepadatan kendaraan memerlukan solusi berupa pembukaan jalur baru. Kepala Satuan Lalulintas Polres Bogor Ajun Komisaris Muhammad Fadli Amri menyatakan pembangunan Jalur Puncak Dua bisa membantu mengatasi kepadatan di Jalan Raya Puncak pada saat musim liburan seperti sekarang.
Baca: Puncak Membludak, Bupati Bogor Minta Jalur Puncak II Dibangun
“Menurut saya untuk solusi kemacetan dan kepadatan di wilayah puncak memang harus ada jalur baru,” kata Fadli kepada Tempo, Minggu 9 Juni 2019.
Fadli mengatakan, antusiasme masyarakat memilih Jalan Raya Puncak menjadi salah satu alasan diperlukannya jalur alternatif selain jalur Puncak.
"Saat ini jumlah kendaraan dibandingkan dengan kapasitas jalan (puncak) itu ya bisa dibilang sudah tidak memadai, jadi perlu adanya rute baru,” kata Fadli.
Meski begitu, Fadli mengatakan, jalur puncak dua bukan solusi utama mengingat masih banyak jalan alternatif yang bisa dimaksimalkan guna menunjang jalur puncak.
“Mungkin bisa memaksimalkan rute alternatif yang ada di wilayah Cileungsi-Jonggol, atau rute alternatif ke Sukabumi ya banyak cara, tapi benar-benar jalan tersebut harus siap dilewati oleh masyarakat,” kata Fadli.
Berdasarkan data NTMC Pos Polisi Simpang Gadog, sejak H-8 lebaran sampai H+3 lebaran, total kendaraan yang keluar dari exit tol ciawi dan melintasi jalur puncak mencapai 359.558 kendaraan, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya di hari yang sama yakni hanya mencapai 344.360 kendaraan.
“Untuk tahun ini puncak arus balik mudik terjadi pada H+3 lebaran, mencapai 58.797 kendaraan baik menuju puncak maupun arah sebaliknya,” kata Fadli.
Sebelumnya, Bupati Bogor, Ade Yasin meminta agar jalur Puncak II segera dibangun. Mengingat, kondisi jalan raya puncak yang masih saja mengalami kepadatan dan peningkatan volume kendaraan.
“Saya fikir solusi yang terbaik ya saya tetap kekeh minta jalur puncak II,” kata Ade saat meninjau kondisi arus balik mudik di Puncak, Minggu 9 Juni 2019.
Ade mengatakan, dengan dibangunnya jalur puncak II, diharapkan dapat membagi konsentrasi kendaraan yang melewati jalan raya puncak saat arus mudik seperti saat ini.
“Pelebaran jalan raya puncak yang saat ini dilakukan bukan solusi yang signifikan karena ada beberapa titik bottleneck (penyempitan jalan) yang tidak bisa di lebarkan,” kata Ade.
Ade mengatakan, saat ini pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk membangun jalur Puncak II.
“Tinggal keputusannya ada di Pemerintah Pusat, kami akan terus melobi, karena yang mereka khawatirkan maraknya pembangunan perumahan,” kata Ade.
Baca: Akhir Pekan Libur Lebaran, Macet Jalur Puncak Sampai Cianjur
Ade mengatakan anggaran pembangunan jalur baru ini mencapai Rp 1,250 Triliun. Apalagi Jalur Puncak II menghubungkan antar dua wilayah yakni Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, sehingga dia harus melobi pemerintah pusat dalam proses pembangunannya.