TEMPO.CO, Bogor - Satu keluarga yang hendak menghabiskan libur Lebaran di kawasan Puncak Bogor menjadi korban pengeroyokan pada Sabtu, 8 Juni 2019. Keluarga asal Jakarta Timur itu dihadang dan dipukuli oleh sekelompok warga di kawasan Kampung Baru, Cibereum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Baca: Remaja 19 Tahun Jadi Korban Pengeroyokan Saat Malam Takbiran
Seorang korban, Raden Nurhadi (30) mengatakan, kejadiannya sekitar pukul 16.00. Pada saat itu Nurhadi dan keluarga hendak menuju Villa Angkasa di Cisarua melalui jalan alternatif.
“Jalan alternatif itu kan sempit, sampingnya jurang, tiba-tiba ada mobil avanza putih klakson kenceng sambil nyalip,” kata Nurhadi dikonfirmasi Tempo, Minggu 9 Juni 2019.
Adik Nurhadi yang sedang mengemudi terpancing perilaku sopir Avanza itu dan membalas membunyikan klakson, bahkan hendak mengejar mobil tersebut.
“Terus saya bilang, udah nggak usah diperpanjang,” kata Nurhadi.
Setelah melewati jarak beberapa kilometer, rombongan keluarga Nurhadi kembali bertemu dengan mobil penyalip tersebut. Mobil itu terparkir di tengah jalan.
“Setelah jalan kurang lebih 7 km, ternyata tembusan jalan alternatif itu kampungnya mobil yang nyalip tadi, kita dihadang dan disuruh turun paksa,” kata Nurhadi.
Nurhadi mengatakan, sang adik langsung dipaksa keluar dari mobil dengan cara menarik bajunya dan sempat terjadi cekcok. “Kita semua turun dari mobil, ternyata warga lainnya rame. Bapak saya niatnya mau misahin tapi mereka malah narik tongkat bapak saya hingga terjatuh dan memukulinya,” kata Nurhadi.
Bukan hanya ayahnya, sang ibu pun menjadi korban pengeroyokan ketika hendak menolong suaminya. Ayah Nurhadi sedang dalam masa pemulihan akibat stroke pada saat dipukuli pengeroyok.
“Kita semua dikeroyok sama kurang lebih 10 orang,” kata Nurhadi.
Tak beberapa lama, ada warga yang membantu menyelamatkan keluarga Nurhadi masuk ke dalam mobil dan melarikan diri. “Tapi mereka tetep menghadang, akhirnya kita bisa menyelamatkan diri,” kata Nurhadi.
Nurhadi langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Cisarua. Sebelum ke kantor polisi, mereka sempat visum di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo.
“Tapi rupanya warga sudah banyak berkerumun di Polsek dan meminta agar kasusnya tidak dilanjut dan mereka meminta maaf,” kata Nurhadi.
Nurhadi dan keluarga yang mengalami luka memar dan trauma akibat kejadian itu tetap ingin membawa kasusnya ke jalur hukum. Alasannya, kejadian tersebut adalah kriminalitas.
“Tapi polsek minta kami mediasi dan berdamai, kami nggak mau, tetep akan membawa ini ke jalur hukum,” kata Nurhadi.
Baca: Pengeroyokan Saat Sahur On The Road, Begini Pelaku Kejar Korban
Hingga Minggu malam, Kapolsek Cisarua Komisaris Nur Iksan belum merespons pesan singkat maupun sambungan telpon Tempo mengenai kasus pengeroyokan pada masa libur Lebaran di kawasan Puncak itu.