V sebelumnya telah mencari-cari keberadaan Markus pasca kerusuhan 22 Mei. Keduanya terakhir komunikasi lewat handphone pada malam kerusuhan terjadi, sekitar Pukul 23 WIB. Saat itu, menurut V, Markus memberi kabar soal kerusuhan pecah di depan Bawaslu RI yang berjarak sekitar 250 meter dari Masjid Al Huda, Kampung Bali.
Baca:
Luka-luka, Remaja Ditangkap Saat Kerusuhan 22 Mei Ceritakan Ini
V mengaku langsung meminta Markus pulang ke rumahnya di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. "Dia cari jalan tapi diblokade, jadi enggak bisa," katanya mengisahkan penuturan sang kekasih.
Markus mengungkap gas air mata menghadang dan dia terpaksa menggunakan pasta gigi di sekitar matanya. Terakhir dia mengabarkan tidak bisa ke Kampung Rambutan dan memilih istirahat di lahan parkir masjid biasa dia mencari nafkah. Sangkaan polisi, Markus bersama Andri Bibir dan temannya yang lain membantu massa perusuh menyediakan batu serta air untuk menghindari serangan gas air mata.
Baca:
Pasca Kerusuhan 22 Mei, Tujuh Penangkapan Diadukan ke KontraS
Pagi harinya, V mengaku kembali menelepon Markus dan sempat diangkat. Namun, suara di saluran telepon tidak jelas. Ketika ditelepon kembali, nomor ponsel sudah tidak aktif. Pada pagi yang sama sejumlah anggota Brimob datang menyisir Kampung Bali.