TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menganggap LRT Jakarta proyek gagal. Dia mengukurnya dengan tiga indikator, yakni kegagalan dalam aspek waktu, fungsi, dan efisiensi anggaran.
Baca: Jajal LRT Jakarta Hari Kedua, Warga: Tidak Terasa Bolak-balik
Taufik menjelaskan awalnya berbagai pihak ngotot ingin menggunakan LRT Jakarta sebagai salah satu transportasi atlet Asian Games 2018. Namun, hingga kini kereta layang itu belum juga beroperasi. Inilah yang Taufik maksud sebagai gagal waktu.
"Asian Games udah berlalu hampir setaun, LRT enggak jadi-jadi. Barang itu kalau enggak bisa digunakan, belum jadi namanya," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juni 2019.
Karena itulah, Politikus Partai Gerindra ini mempertanyakan fungsi LRT untuk saat ini. Sebab, pesta olahraga internasional itu telah usai sehingga tak bisa lagi melayani atlet.
Taufik pun tidak yakin LRT Jakarta mampu mengurai kemacetan khususnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Alasannya karena daerah yang terlayani LRT Jakarta berjarak dekat, yakni Kelapa Gading-Velodrome dengan panjang lintasan kereta 5,8 kilometer.
"Ketiga gagal efisiensi, biayanya Rp 5,8 triliun untuk 5,1 kilometer. Saya menyarankan kepada Pemprov DKI atau TGUPP laporin lah ke KPK bahwa ini proyek gagal," kata dia.
Baca: Jakpro: Peresmian LRT Jakarta Tunggu Jembatan Penghubung Rampung
Pemerintah DKI Jakarta hingga kini juga belum merampungkan beberapa izin sehingga kereta LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome itu belum bisa dioperasikan secara komersial. Padahal, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan rekomendasi teknis, rekomendasi keselamatan, serta rekomendasi sarana dan prasarana.