TEMPO.CO, Jakarta -Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya melontarkan 17 pertanyaan kepada Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen saat dirinya dikonfrontasi dengan tersangka Habil Marati, serta tiga desersi TNI, Iwan Kurniawan, Adnil, dan Tajudin.
Kivlan dikonfrontasi sebagai saksi dalam kasus yang menjerat Habil Marati. "Intinya kaitan aliran dana saja. Aliran dana apakah benar itu terkait dengan rencana pembelian senjata api dan rencana pembunuhan," ujar Yuntri saat dikonfirnasi wartawan pada Rabu, 19 Juni 2019.
Baca : Usai Konfrontasi Soal Makar, Ini Reaksi Kivlan Zen dan Kurniawan
Yuntri mengatakan Kivlan telah membantah seluruhnya. Bahkan, kata Yuntri, usai konfrontasi, Kivlan sempat berseloroh kepada Iwan. "Ternyata kau tukang tipu, ya. Sudah berapa banyak jenderal yang kau tipu?" ujar Yuntri menirukan perkataan Kivlan kepada Iwan. "Iwan tak bisa membalasnya. Dia hanya diam saja," tambah Yuntri.
Polisi telah menangkap Habil Marati atas dugaan kasus makar. Dugaan keterlibatan Habil Marati dalam rencana pembunuhan 4 tokoh nasional terungkap dalam penelusuran Majalah Tempo ihwal aktor-aktor yang ada di balik kerusuhan 22 Mei lalu. Di sana, Habil disebut pernah memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada Iwan Kurniawan.
Iwan adalah mantan anak buah mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zein. Mantan tentara yang berhenti setelah desersi pada 2005 ini diduga diminta Kivlan untuk melakukan pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara.
Baca : Usai Konfrontasi dengan Habil Marati, Kivlan Zen: Saya Difitnah
"Pak Habil hanya bilang, 'Demi bangsa dan negara. Semangat!'," ujar Iwan, dikutip dari Majalah Tempo. Menurut dia, pertemuan dengan Habil tak menyinggung soal rencana eksekusi pejabat.
ADAM PRIREZA | MAJALAH TEMPO