TEMPO.CO, Jakarta - Suwono menyebut dirinya sebagai presiden ketiga. 'Presiden nomor 03 setelah Bung Karno Suharto,' begitu yang di antaranya tertulis pada papan nama tergantung di punggungnya. Tempo menemuinya di depan Gedung Mahkamah Konstitusi, Kamis 20 Juni 2019, di antara sidang MK tentang sengketa pilpres.
Baca: Sidang MK, Ada Tukang Pijat Mengaku Presiden 03
Suwono mengatakan tidak percaya dengan presiden setelah Soeharto tumbang pada 1998. Semua presiden itu, termasuk Jokowi, dianggap bukan presiden sesungguhnya. Itu sebabnya dia menobatkan dirinya sebagai presiden ketiga.
"B.J. Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi itu cuma menduduki Istana. Tapi mereka bukan presiden sesungguhnya," ujarnya.
Khusus tentang Jokowi yang kembali mendapat mandat sebagai Presiden RI setelah memenangkan pemilu yang baru lalu, Suwono pun memandangnya sebelah mata. "Sekarang Jokowi yang menduduki Istana Bogor itu bukan presiden. Dia hanya pelaksana manusia."
Baca juga: Lamar Anggota TNI Jaga Sidang MK Jadi Menantu, Ini Alasan Rany
Suwono sejatinya adalah penyedia layanan pijat untuk aparat pengawal sidang MK. Sudah beberapa hari sejak sidang MK digelar, kakek berusia 62 tahun itu selalu hadir. Dia menawarkan jasa pijat kepada aparat yang berjaga.
Suwono mengatakan kerap memijat anggota Brimob yang berjaga. Dari hasil memijat tersebut dia mengaku bisa membawa pulang upah Rp 50-100 ribu. "Pijatan saya plus kerok," katanya berpromosi.
Baca juga: Anggota TNI Jaga Sidang MK Ditawari Jadi Menantu Dokter
Menurut Suwono, banyak anggota Brimob yang berjaga mengalami masuk angin. Sehingga jasanya sangat diperlukan di luar ruang sidang MK. "Paling banyak saya memijat 11 orang anggota Brimob yang berjaga di MK," kata dia.