TEMPO.CO, Tangerang - Warga RW 15 Desa Rawa Rengas, Kabupaten Tangerang sengaja memainkan layang-layang di dekat Bandara Soekarno-Hatta menuntut pembayaran pembebasan lahan mereka.
Baca : Jalan Bandara Soekarno-Hatta Diblokir Warga, Pengendara Bisa Gunakan 2 Akses ini
Warga Desa Rawa Rengas merupakan korban penggusuran proyek Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Mereka menuntut pembayaran ganti rugi lahan mereka yang tak kunjung diterima.
Sebelum menaikkan layang-layang, kemarin warga desa juga melakukan penutupan jalan Perimeter Utara, yang menjadi akses menuju bandara. Tak hanya memblokade jalan, mereka juga membakar ban bekas di lokasi demo.
Hari ini, mereka menaikkan layang-layang persis di sebelah landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta, yang dibatasi pagar besi setinggi dua meter. Tampak puluhan anak anak menaikkan layang-layang dengan ketinggian yang variatif. Ukuran dan warna layang layang juga beragam.
Warga sekitar bandara Soekarno-Hatta memblokade jalan, Selasa 25 Juni 2019, menuntut pembayaran ganti rugi lahan runway 3. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Dari lokasi menaikan layang layang terlihat jelas pesawat yang mendarat maupun yang tinggal landas, hanya berjarak beberapa meter dari layang layang tersebut.
Wawan Setiawan, koordinator aksi protes warga Desa Rawa Rengas mengatakan dia tidak bisa mencegah warganya. "Karena ini puncak kesabaran warga yang sudah capek menuntut haknya," kata Wawan.
Warga desa mengetahui jika tindakan itu membahayakan penerbangan. "Tapi mungkin dengan cara ini bisa membuka mata semua pihak terkait agar memperhatikan nasib kami, warga kecil," ujarnya.
Menurut Wawan, di RW 15 saja ada sekitar 145 kepala keluarga atau 750 jiwa menunggu pembayaran atas 138 bangunan dan 63 bidang tanah. "Kalau belum dibayar, kami tidak akan hentikan aksi," katanya.
Baca : Warga Blokir Jalan dan Main Layang, Pengamanan Bandara Soekarno-Hatta Dilipatgandakan
Hari ini adalah hari kedua warga sekitar bandara Soekarno Hatta menggelar protes menuntut pembayaran pembebasan lahan mereka. Sama seperti kemarin, warga masih melakukan penutupan jalan Perimeter Utara, yang diblokade dengan membakar ban bekas dan kayu.