TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merancang pengembangan kawasan berorientasi transit alias transit oriented development (TOD) di sejumlah stasiun. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, semua pembangunan TOD dimulai dengan pengembangan pedestrian bagi pejalan kaki.
Simak: Saat Jokowi Jajal MRT Bareng Duta Besar Jepang
"Jadi bagaimana membuat orang nyaman untuk approach stasiun. Ini strategi kita," kata William di restoran kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan, Rabu, 26 Juni 2019.
Penataan TOD dengan mengedepankan pedestrian mulai diimplementasikan di Stasiun Dukuh Atas. Untuk jangka pendek, PT MRT Jakarta menyediakan tempat berhenti bagi kendaraan roda dua di eks Pasar Blora dan Stasiun Railink.
Petugas juga dikerahkan untuk mengatur kendaraan yang sembarangan menjemput dan menurunkan penumpang di eks Pasar Blora serta tikungan Jalan Kendal. Pejalan kaki bisa leluasa mengakses stasiun MRT dari stasiun Kereta Commuter Indonesia (KCI) melalui pedestrian terowongan Jalan Kendal Dukuh Atas.
Rencana pembangunan TOD selanjutnya, yaitu di Stasiun Lebak Bulus. William menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan pengembang Poins Square bakal membangun jembatan atau pedestrian bridge.
Pedestrian bridge ini berfungsi menghubungkan bangunan di kawasan Poins Square dengan stasiun MRT dan transit plaza. "Sehingga orang nyaman berjalan walaupun hujan," ucap William.
Transit plaza merupakan lokasi khusus yang disediakan untuk menjemput (pick up) dan menurunkan (drop off) penumpang. Hanya motor dan mobil yang bisa masuk ke transit plaza. Sementara ojek online harus antar-jemput penumpang di titik lain yang tak jauh dari transit plaza.
Pengembangan TOD berikutnya di Stasiun Blok M-ASEAN. Lokasi TOD dua stasiun ini berada di dalam satu wilayah. PT MRT Jakarta berencana mengembangkan Garden City di sana yang bisa dilalui pejalan kaki.
Kemudian pengembangan TOD di Stasiun Fatmawati dengan konsep sub kota yang dinamis dan progresif. PT MRT Jakarta masih mencari lokasi TOD. "Fatmawati sedang kita siapkan lokasinya," ujar dia.
Terakhir adalah TOD di Stasiun Haji Nawi. Konsepnya, yakni bagaimana mengembangkan pusat kegiatan lokal yang inklusif dan aktif di sekitar stasiun. William mengharapkan aktivitas bisnis seperti rumah makan yang ada di kawasan Stasiun Haji Nawi bisa dipertahankan.
Baca juga: Naik MRT, Jokowi Didampingi Sejumlah Artis Pendukungnya
Dalam laman www.jakartamrt.co.id tertulis, PT MRT Jakarta sedang mengembangkan rencana induk kawasan transit terpadu di lima stasiun untuk MRT fase 1. Kelima stasiun itu antara lain Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, kawasan Cipete (Stasiun Cipete, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A), kawasan Blok M (termasuk Stasiun Sisingamangaraja), dan Stasiun Dukuh Atas.
Pemerintah DKI juga menugaskan BUMD itu menjadi operator utama pengelola kawasan TOD di delapan stasiun, yaitu Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Blok M, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.