TEMPO.CO, Tangerang - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan perlu dilakukan penanganan yang komprehensif terkait nasib warga Desa Rawarengas, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, yang terkena penggusuran proyek landasan pacu atau runway 3 bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Kisruh Lahan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Ini Ancaman Warga
"Karena mereka warga saya (Kabupaten Tangerang)," kata Zaki kepada Tempo, Kamis 27 Juni 2019. Untuk penanganan masyarakat tersebut, Zaki mengaku telah memanggil PT Angkasa Pura II dan melakukan pertemuan tertutup bersama Polres Kota Tangerang, Kepala Desa Rawarengas dan Camat Teluknag, di pendopo Bupati, Rabu, 26 Juni 2019.
Dalam pertemuan itu, kata Zaki, poin pertama yang dibahas adalah masalah penanganan masyarakat. "Kami coba cari alternatif solusi jangka pendeknya. Tapi ternyata kondisinya memang harus menunggu putusan Pengadilan Negeri Tangerang, karena uang pembebasan lahannya (konsinyasi) bisa cair kalau sudah ketuk palu," katanya.
Selain itu, kata Zaki, tawaran opsi relokasi sementara bagi warga tidak bisa dilakukan karena masyarakat menolak. "Mereka hanya ingin pembayaran tuntas." Menurut Zaki, saat ini ada 156 kepala keluarga yang masih bertahan di lokasi yang kini sudah menjadi area proyek pembangunan Runway 3.
Ratusan warga desa Rawarengas hingga kini masih bertahan karena belum menerima ganti rugi atas bidang tanah dan rumah mereka yang tergusur proyek perluasan Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Ddi RW 15, sebagai contoh, saat ini 145 kepala keluarga atau 750 jiwa masih bertahan.
Belakangan diketahui bahwa lahan yang mereka tempati tersebut berstatus sengketa, karena diklaim beberapa warga. Alhasil, uang ganti rugi mereka tertahan karena dikonsinyasi atau dititipkan ke Pengadilan Negeri Tangerang.
Baca juga: Kisruh Lahan Runway 3, Warga Blokir Jalan Bandara Soekarno-Hatta
Sejak Senin 24 Juni hingga Kamis pagi ini warga menggelar unjukrasa dengan memblokade akses masuk bandara Soekarno-Hatta, jalan Perimeter Utara. Mereka juga melakukan pembakaran ban bekas dan kayu serta beramai ramai menaikan layang layang sebagai bentuk protes dan menuntut ganti rugi pembangunan runway 3 bandara.