TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan musim kemarau saat ini berkontribusi terhadap kualitas udara di Ibu Kota. Menurut dia, proyeksi cuaca di Indonesia, termasuk Jakarta, bakal mengalami musim kering.
"Musim kering ini telah berkontribusi terhadap bagaimana kondisi kualitas udara di Jakarta," kata Gubernur Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Selasa, 2 Juli 2019.
Baca: Jawa Barat dan Jakarta Masuki Musim Kemarau
Dia menjelaskan bahwa lepas dari musim kemarau yang melanda, penyebab utama pencemaran udara di Jakarta adalah emisi alias gas buang kendaraan. Volume kendaraan di Jakatrta bakal membawa ke masalah kualitas udara. Maka dia menganjurkan masyarakat menggunakan kendaraan umum.
Kualitas udara di Jakarta tengah menjadi perhatian menyusul situs penyedia peta polusi udara AirVisual mencatat bahwa DKI kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Laman AirVisual menyebutkan, Air Quality Index (AQI) dengan skor 208 pada Rabu pagi lalu, 26 Juni 2019, sekitar pukul 08.33 WIB. Ini artinya udara di Jakarta sangat tidak sehat.
Setelah Jakarta, diikuti Kota Lahore di Pakistan, Hanoi di Vietnam, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Wuhan di Cina yang masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dunia.
Baca juga: Masuk Musim Kemarau, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Kekeringan
Dengan kondisi seperti ini, menurut AirVisual, disarankan anak-anak dan orang dewasa yang aktif serta penderita penyakit pernafasan, seperti asma, harus menghindari aktivitas luar ruangan yang terlalu lama. Sedangkan anak-anak dan masyarakat pada umumnya dianjurkan membatasi waktu di luar ruangan.
Gubernur Anies mengatakan pemerintah DKI berupaya memperbanyak masyarakay yang menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi, salah satunya dengan menerapkan transportasi yang terintegrasi. "Dalam jangka pendek saya mengajak warga semua lebih banyak menggunakan kendaraan umum daripada pribadi karena cuaca panas ini akan terus terjadi."
LANI DIANA