2. Menambah Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Anies mengungkapkan selama ini pemantauan kualitas udara di Jakarta belum secara menyeluruh sehingga data yang didapat kurang akurat. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah alat pemantau kualitas udara di banyak titik.
"Hari ini kalau kami ditanya balik yang bilang kualitas udara buruk, maka kami hanya bisa menentukan paling 10 - 15 titik maksimal di Jakarta," ujar Anies.
Ia mencontohkan, selama ini data yang sering digunakan untuk melihat kualitas udara Jakarta berasal dari alat pemantau milik AirVisual yang berada di Kedutaan Besar Amerika, Gambir, Jakarta Pusat. Sehingga, menurut Anies, data AirVisual itu hanya menggambarkan kualitas udara di sekitar Gambir saja.
"Jadi salah satu langkah yang akan kami kerjakan adalah memiliki alat ukur kualiatas udara lebih banyak, sehingga bisa menjangkau lebih luas di Jakarta," ujar Anies.
3. Peremajaan Bus Tua di Jakarta
Anies berencana mengganti seluruh bus tua berukuran sedang milik Pemprov DKI dalam waktu dekat. Sebab, menurut Anies bus tua menyumbang gas emisi penyebab turunnya kualitas udara di Jakarta cukup signifikan.
"Bus-bus kami yang hari ini mengeluarkan asap polusi yang luar biasa tinggi, sedang dalam proses untuk pergantian di BBPJ," ujar Anies.
Anies menjelaskan pergantian bus akan selesai pada tahun 2019. Sehingga program perbaikan udara dapat mulai berjalan secepatnya.