TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan pihaknya menyarankan kepada Pemprov DKI untuk kembali memberlakukan rekayasa lalu lintas ganjil-genap seperti saat perhelatan Asian Games pada Agustus 2018.
Menurut Bambang, hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi kemacetan dan polusi kendaraan yang semakin parah.
Baca: Pasang 10 Kamera E-TLE, Ini Harapan Polisi
"Sekarang setiap pagi kemacetan di tol Cawang menuju Semanggi itu ekornya sudah sampai Cibubur, kemudian contraflow sampai jam 9 sudah diperpanjang sampai jam 10. Memang kemacetan sudah parah, kami sudah harus antisipasi," ujar Bambang saat dihubungi, Rabu, 10 Juli 2019.
Bambang menjelaskan pihaknya akan membicarakan usulan ini tak hanya dengan Pemprov DKI, tetapi juga dengan tiga gubernur dan delapan bupati atau wali kota di Jabodetabek. Menurut dia, gage bukan barang baru untuk pemerintah dan masyarakat, sehingga akan mempermudah sosialisasi kebijakan tersebut.
"Jadi ya sudah, kami laksanakan persis sama seperti Asian Games 2018," ujar Bambang.
Pada saat perhelatan olahraga terbesar di Asia pada Agustus lalu , Pemprov DKI bersama pemerintah kota lainnya memberlakukan ganjil-genap 15 jam, yakni mulai pukul 06.00-21.00. Kebijakan itu berlaku agar atlet tidak terjebak macet saat perjalanan dari asrama menuju lokasi bertanding.
Rute yang dikenakan aturan ganjil-genap Jakarta saat Asian Games juga lebih luas dibanding gage yang berlaku di Thamrin - Sudirman. Antara lain:
- Jalan Medan Merdeka Barat
- Jalan MH. Thamrin
- Jalan Jenderal Sudirman
- Jalan Sisingamangaraja
- Jalan Jenderal Gatot Subroto
- Sebagian Jalan Jenderal S Parman (simpang Slipi - simpang Tomang)
- Jalan MT Haryono
- Jalan HR Rasuna Said
- Jalan Jenderal DI Panjaitan
- Jalan Jenderal Ahmad Yani
- Jalan Benyamin Sueb
- Jalan Metro Pondok Indah
- Jalan RA Kartini
Lebih lanjut, Bambang memaparkan hasil studi JICA tahun 2019 menunjukkan modal share angkutan umum turun 12 persen, imbas pertambahan angkutan pribadi roda empat maupun roda dua. Selain itu banyaknya kendaraan pribadi juga memperburuk kualitas udara di Jakarta.
"Oleh karena itu BPTJ berdasarkan latar belakang tadi mengusulkan kebijakan yang sudah pernah kami coba. Ini bukan barang baru," demikian Bambang soal ganjil-genap diperluas tersebut.