TEMPO.CO, Jakarta -Sebanyak 42 kepala keluarga korban kebakaran Cipinang bakal dipindahkan ke Rumah Susun Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Ketua RT10 RW7 Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Suryana mengatakan awalnya ada 44 dari 48 KK korban kebakaran yang mendaftar untuk dipindahkan ke rumah susun.
Baca juga : 5 Jam Pemadaman Kebakaran Pemukiman di Manggarai, Damkar Jelaskan Kondisinya
"Tapi pemerintah hanya menyediakan kuota 42 unit. Jadi ada dua yang mengajukan digabungkan dengan KK lain," kata Suryana saat ditemui di pengungsian korban kebakaran Cipinang di SDN Cipinang Besar Selatan 03-04, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 11 Juli 2019.
Kebakaran yang terjadi di RT10 RW7 Cipinang Besar Selatan menghanguskan 26 rumah warga pada Sabtu, 6 Juli 2019. Sebanyak 147 jiwa mengungsi dari 48 kepala keluarga di SDN Cipinang Besar Selatan 03-04.
Ia menuturkan dua orang yang ditolak pengajuan rumah susunya adalah seorang Lansia bernama Seni dan Sri. Keduanya ditolak karena ada keluarga mereka yang juga mengajukan tinggal di Rusun Jatinegara Kaum. "Jadi kedua nenek itu akan tinggal bersama anaknya."
Hingga hari ini, kata dia, warga yang mengajukan tinggal di rusun belum tahu kapan bisa tinggal di sana. Selain itu, warga juga belum tahu harus membayar atau tidak untuk menempati rusun tersebut. "Mekanisme dan kepastiannya besok akan diumumkan pemerintah," ujarnya.
Sedangkan, kata dia, empat warganya memilih mengontrak ke lokasi lain karena keterbatasan fisik. Menurut dia, warga yang menolak tinggal di rusun adalah mereka yang sudah lansia dan sakit.
"Mereka sebenarnya mau tinggal di rusun. Tapi fisiknya tidak memungkinkan karena pemerintah hanya menyediakan rusun di lantai lima Jatinegara Kaum."
Baca juga : Kebakaran di Pemukiman Manggarai, Warga Berjuang Padamkan Api
Warga korban kebakaran yang menolak pindah ke Rusun Jatinegara Kaum adalah Kuraisin, 37 tahun. Ibu yang mempunyai dua orang anak ini tidak bisa menerima rusun yang ditawarkan pemerintah karena mempunyai riwayat Sakit jantung.
"Jantung saya mengalami pembengkakan. Jadi mudah lelah dan sulit untuk naik turun tangga hingga lantai lima," ucapnya soal pemindahan para korban kebakaran tersebut. "Saya lebih memilih tinggal di kontrakan."