TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka pembajak aplikasi percakapan di telepon genggam WhatsApp, Nakir, mengaku mendapat uang Rp 5 juta. Dia mengaku acak memilih korbannya selama dua bulan belakangan sebelum dibekuk Rabu 10 Juli 2019.
Baca: Pengakuan Pembajak WhatsApp, Dirut Tempo Bukan Korban Pertama
Pemuda berusia 25 tahun itu mengaku melakukan penipuan modus bajak WhatsApp tersebut karena butuh uang. "Sejak dua bulan terakhir, karena butuh duit," ujarnya ketika ditemui di Gedung Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Jumat malam 12 Juli 2019.
Nakir menyebutkan sudah beberapa kali melakukan penipuan itu sebelum sampai ke korban Dirut Tempo Toriq Hadad. Semua diaku tak dikenal dan dipilih secara acak. "Yang lain gagal, baru yang ini saya dapat duit," ujarnya.
Modus Nakir adalah meminta pinjaman uang dari kenalan yang ada dalam kontak WhatsApp korbannya. Satu teman Toriq rupanya terpedaya dan mengirim uang ke rekening yang telah disediakan Nakir. "Saya terima Rp 5 juta," ujarnya.
Nakir kemudian menyuruh pacarnya, Sukmawati, untuk menarik uang tersebut ke ATM. Setelah itu Nakir mengaku berhenti dan menjual handphone yang dipakai untuk meretas tersebut. Meski begitu polisi berhasil melacak dan meringkusnya juga Sukmawati di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu 10 Juli 2019.
Baca: Modus Penipuan Pakai WhatsApp Dirut Tempo, Mengaku Teman SMA
Kepada Tempo dan di hadapan penyidik, Nakir menyampaikan penyesalan telah melakukan penipuan. "Saya ingin bertemu pak Toriq dan meminta maaf," kata Nakir sambil menundukkan kepala.