TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga komplek perumahan Daan Mogot Baru, Kelurahan Kalideres, Jakarta Barat, mengaku dibuat repot oleh para pencari suaka yang ditempatkan di lahan pemerintah eks tanah Kodim. Menurut mereka, warga dibuat resah oleh beberapa pencari suaka yang meluber hingga ke halaman rumah.
Baca juga: Pencari Suaka Eks Trotoar Membludak, Dinsos DKI Bingung Anggaran
"Pada numpang (buang air) ke toilet di ruko. Pemilik rukonya ketakutan, namanya juga mereka warga asing ya," kata Chris, 36 tahun, warga Daan Mogot Baru, Sabtu, 13 Juli 2019. Karena itu, menurut dia, lokasi tersebut tidak layak untuk dijadikan tempat pengungsian.
Menurut Chris, warga tidak tahu apa-apa tentang kedatangan para pencari suaka diungsikan ke dekat rumah mereka. Dia menyebut belum ada pemberitahuan dari pihak pemerintah bahwa di komplek perumahan Daan Mogot akan di taruh para pengungsi.
"Tiba-tiba hari Kamis diangkut pakai bus masuk sini. Jumlahnya sekarang ini sudah ribuan. Datang terus, nggak ada sosialisasi, warganya kaget," ujar Chris. Aparat pemerintah baru melakukan sosialisasi kepada warga setelah para pengungsi tiba di lokasi.
Pemerintah DKI Jakarta memindahkan ratusan pencari suaka yang berkumpul di trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Kamis, 11 Juli 2019. Para pencari suaka itu diangkut menggunakan bus Transjakarta menuju lapangan yang awalnya akan digunakan untuk kepentingan Kodim di Kalideres.
Pemindahan mereka dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan dipantau langsung oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Prasetio menjelaskan, pemindahan harus dilakukan karena para pencari suaka telah mengganggu fasilitas umum.
Yanto (50), warga Daan Mogot Baru, mengaku kaget karena belum ada pemberitahuan sebelumnya kepada warga komplek. "Kita bener-bener kaget. Rabu malam, datang bersih-bersih. Saya pikir orang Kodim akan masuk, enggak ada sosialisasi," katanya.
Yanto mengatakan lahan tersebut tidak cukup untuk menampung pungungsi sebanyak seribu orang lebih. Selain itu, kata dia, di sekitar lokasi ada sekolah, sehingga dikhawatirnya mengganggu ketertiban.
Baca juga: Alasan DKI Beri Bantuan bagi Pencari Suaka di Trotoar Kebon Sirih
"Kita merasa lokasi pencari suaka dengan ukuran sekian dengan seribu orang lebih tidak memadai, dan kalau pagi pasti ini kan macet anak sekolah, sore juga," katanya. Yanto berharap pemerintah segera mencarikan tempat yang lebih layak. "Bukan di komplek perumahan," ujar dia.
