TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan proses negosiasi menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah balap mobil Formula E atau E-Prix pada 2020.
Anies menuturkan DKI membutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan negosiasi dengan Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E di Amerika. "Sejak tiga bulan lalu persiapan pertemuan ini telah dilakukan. Tim dari Formula E juga sudah datang khusus melakukan uji lapangan di Jakarta pada 8-9 Juli lalu," ujar Anies melalui akun Instagram pribadinya, @aniesbaswedan, Senin, 15 Juli 2019.
Tonton Video: Akan Boyong Formula E ke Jakarta, Anies: Tak Banyak Bicara
Balap Formula E atau Formula Electric berbeda dengan Formula 1 yang masih menggunakan bensin. Semua kendaraan dalam Formula E adalah mobil listrik. Ajang balapan yang bernaung di bawah Federasi Otomotif Internasional (FIA) ini diyakini sebagai balap mobil masa depan karena tergolong ramah lingkungan.
Menurut Anies, meskipun persiapan menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah E-Prix telah berjalan beberapa bulan lalu, informasi tersebut tak lantas digembar-gemborkan ke khalayak. "Semua dikerjakan dengan tertib dan tak banyak bicara," kata Anies.
Anies Baswedan dan CEO FIA Formula E Alejandro Agag (kiri) , dan Co-Founder dan CCO FIA Formula E Alberto Longo (kanan) di Brooklyn, AS. Instagram/@aniesbaswedan
Puncaknya pada 13 Juli 2019, Anies bertemu dengan CEO FIA Formula E Alejandro Agag dan Co-Founder dan CCO FIA Formula E Alberto Longo di kawasan arena balap Formula E di Brooklyn, New York. Anies mengatakan negosiasi itu berlangsung menjelang balapan Formula E.
Anies mengatakan sempat diajak berkeliling arena balap dan dikenalkan dengan pembalap serta tim di sana. Setelah tiga jam negosiasi berlangsung, ia mengatakan FIA setuju mengadakan E-Prix di Jakarta.
"Insya Allah Jakarta akan menjadi tuan rumah untuk seri kejuaraan #FormulaE musim berikutnya, di tahun 2020. Ini akan menjadi Kejuaraan E-Prix pertama di Indonesia," ujar Anies.
Dengan diadakannya balap Formula E di ibu kota, Anies memproyeksikan Jakarta akan mendapatkan manfaat ekonomi sebesar 78 juta Euro atau setara dengan Rp 1,2 triliun. Proyeksi pendapatan itu diperoleh dari membeludaknya jumlah wisatawan dan berimbas pada peningkatan berbagai macam sektor seperti industri konsumsi, transportasi, akomodasi, dan wisata.