TEMPO.CO, Jakarta - Planetarium Jakarta rutin menggelar acara peneropongan bulan dan planet lain di tatasurya, tak hanya pada saat gerhana bulan saja. Kegiatan yang dapat diikuti masyarakat umum itu diadakan 72 kali setahun.
Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo mengatakan, peneropongan malam rutin dilakukan dengan objek bulan, Saturnus, Mars dan Jupiter.
Ditemui di sela kegiatan peneropongan gerhana bulan sebagian, di pelataran Planetarium dan Observatorium Jakarta, ia mengatakan peneropongan rutin juga digelar secara gratis. Minat masyarakat melakukan peneropongan malam, kata dia, cukup besar karena rata-rata diikuti 200-300 orang setiap kegiatan.
"Jadi, kami rutin dalam satu tahun mengadakan 72 kali peneropongan bulan, Mars, Jupiter dan Saturnus dilihat pada posisinya, ditambah fenomena-fenomena astronomi lainnya," katanya di Jakarta, Selasa malam, 16 Juli 2019.
Fenomena astronomi lainnya, antara lain gerhana bulan sebagian yang sedang berlangsung, atau konjungsi yakni ketika posisi planet-planet saling berjajar.
Pada tahun 2019 ini, Eko menyebutkan ada tiga fenomena gerhana, yakni gerhana bulan sebanyak dua kali pada Januari dan Juli ini, dan gerhana matahari pada Desember mendatang.
Planetarium Jakarta mempersilakan masyarakat yang ingin melakukan peneropongan gerhana bulan secara langsung. Peneropongan gerhana bulan berlangsung pada Selasa, mulai pukul 21.00 hingga Rabu pukul 06.00 WIB yang berlangsung gratis dan terbuka untuk umum.
Awal gerhana bulan sebagian diperkirakan dimulai Rabu, pukul 01.43 WIB.
Selain pengamatan terhadap gerhana bulan sebagian pada Rabu dinihari, Observatorium dan Planetarium Jakarta juga menggelar diskusi tentang gerhana bulan.
Masyarakat juga dapat mengikuti secara langsung proses gerhana bulan sebagian melalui live streaming (siaran langsung) dari Plaza Teater Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, pada Rabu dinihari.