TEMPO.CO, Jakarta - Solusi konkret untuk para pencari suaka yang saat ini ditampung di gedung bekas Kodim Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat belum menemukan titik terang. Pemerintah daerah dan pusat yang mengaku hanya bisa membantu atas dasar kemanusiaan masih menunggu langkah dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk masalah ini.
Di sisi lain, kehadiran pencari suaka justru ditolak oleh warga. Berikut fakta-fakta seputar pencari suaka di kawasan Daan Mogot.
- Direlokasi ke Daan Mogot karena duduki trotoar Kebon Sirih
Pemprov DKI Jakarta memindahkan ratusan pencari suaka dari Kebon Sirih, Jakarta Pusat menggunakan bus Transjakarta ke Kalideres pada Kamis siang, 11 Juli 2019. Pemindahan itu dikawal personel Satpol PP DKI dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.
Prasetio mengatakan pemindahan dilakukan karena para pencari suaka telah mengganggu fasilitas umum. Mereka menempati pedestrian di Kebon Sirih.
- Ditolak warga Daan Mogot
Warga komplek perumahan Daan Mogot Baru menolak kehadiran pencari suaka di wilayahnya. Spanduk penolakan dibentangkan di beberapa titik perumahan.
Pencari suaka yang meluber hingga ke halaman dianggap meresahkan. Pemerintah juga dinilai tidak melakukan sosialisasi dan pemberitahuan terlebih dahulu soal relokasi pencari suaka itu. "Pada numpang (buang air) ke toilet di ruko. Pemilik rukonya ketakutan, namanya juga mereka warga asing ya," kata Chris, 36 tahun, warga Daan Mogot Baru, Sabtu, 13 Juli 2019.
- Menderita sakit di pengungsian
Dokter dari Puskesmas Kalideres, Cindy Sanders yang bertugas di posko pengungsian pencari suaka mengatakan ada ratusan pencari suaka yang berobat setelah dipindahkan ke Kalideres. Di antaranya bahkan ada yang harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng.
Sejumlah pengungsi pencari suaka memeriksa kesehatan anak dan dirinya di gedung Eks Kodim Kalideres, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019. Hingga hari ini, para pengungsi terus bertambah hingga 1.300an orang. TEMPO/Muhammad Hidayat
"Rata-rata keluhannya diare, mual, muntah, demam, infeksi saluran pencernaan," kata Cindy, Senin, 15 Juli 2019. Ia juga menyebut ada yang sakit batuk, pilek, dan sakit perut.
Selanjutnya keluhan para pengungsi ...