TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ogah membeberkan rincian biaya, rute, hingga waktu ketika Jakarta menjadi tuan rumah FIA Formula E. Anies mengatakan dirinya menghormati ketentuan internal Formula E.
"Jadi ini bukan kami-nya yang tidak mau terbuka, tetapi kami menghormati ketetapan yang ada di pihak mereka, nanti sesudah itu baru kita bisa umumkan," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Juli 2019.
Menurut Anies, pemerintah daerah dan penyelenggara Formula E sudah membahas mengenai penetapan Jakarta sebagai tuan rumah. Dia memastikan Jakarta bakal menjadi tuan rumah ajang balap internasional itu. Akan tetapi, saat ini dia tak bisa mengumumkan waktu persisnya.
Anies menyebut pihak Formula E sudah datang ke Jakarta untuk melakukan studi kelayakan jalan pada 8 Juli 2019. Ia pun sudah mengantongi hitung-hitungan biaya pengeluaran dan pemasukan untuk menjadi tuan rumah Formula E. Namun, lagi-lagi dia tak bisa menginformasikannya.
"Mereka sudah melakukan studi ada preliminary-nya tapi ini semua statusnya masih confidential sampai fix semuanya. Jadi banyak hal yang kemarin kita bicarakan yang belum bisa diumumkan karena ada ketentuan-ketentuan internal formula E yang harus kita hormati," kata Anies.
Lewat Instagram-nya, Anies mengklaim berhasil melakukan negosiasi dengan pimpinan ajang balap mobil kursi tunggal yang menggunakan energi listrik Formula E, yaitu Alexandro Agag dan Alberto Longo. Dari hasil negosiasi itu, keduanya sepakat mengadakan E-Prix di Jakarta pada 2020.
Menurut Anies, persiapan pertemuan itu sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. "Puncak pertemuan dibuat tanggal 13 Juli 2019, bersamaan dengan putaran final sesi 6 Formula E," kata dia. Formula E atau Formula Electric adalah balapan mobil listrik. Berbeda dengan Formula 1, semua kendaraan dalam Formula E bertenaga listrik. Ajang balapan yang bernaung di bawah Federasi Otomotif Internasional (FIA) ini diyakini sebagai balap mobil masa depan karena tergolong ramah lingkungan.