TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat menerima penghargaan dari Penegak Hukum Narkoba Pemerintah Amerika Serikat atau Drug Enforcement Administration (DEA). Penghargaan diberikan atas pengungkapan kasus penyelundupan narkoba jenis sabu milik dua jaringan narkoba internasional yang berada di Cina, Meksiko, Taiwan, Amerika Serikat, dan Indonesia.
"Di Indonesia, baru kita yang mendapat penghargaan dari DEA, di tingkat Polres lagi," kata Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Erick Frendriz saat ditemui di kantornya, Jumat, 19 Juli 2019.
Penghargaan berupa sertifikat itu diterima oleh Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi, Erick Frendriz dan Kanit II Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Maulana Mukarom beserta jajarannya. Bryan M. Barger selaku Country Attache DEA memberikan penghargaan itu di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Juli lalu.
Maulana mengatakan kasus yang membuat instansinya diberi penghargaan adalah pengungkapan 19 paket sabu yang disimpan dalam bungkus kopi dari Amerika Serikat. Barang itu dikirim melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 11 April 2019.
Polisi menangkap dua tersangka warga negara Cina dan dua orang WNI dalam kasus ini. "Setelah mengetahui barang tersebut berasal dari Amerika, kita kemudian melakukan kerja sama dengan DEA," ujar Maulana.
Dalam kasus itu, polisi menciduk tersangka yang hendak mengambil paket sabu di Kantor Pos Daan Mogot, Jakarta Barat Pada Kamis, 2 Mei lalu. Tidak berselang lama, polisi menangkap tersangka lain yang juga ingin mengambil paket sabu di kantor Fedex, Tebet, Jakarta Selatan. Polisi kembali menyita satu dus berisi 4 paket sabu di kantor pengiriman kilat internasional itu.
Maulana menjelaskan sabu asal Amerika memiliki perbedaan dari yang biasa beredar di pasar Asia. Hasil laboratorium, kata dia, menunjukkan bahwa bahan dasar sabu dari Amerika berupa phenyl 2 prophan (P2P). Sedangkan yang dari Asia berasal dari epedhrine. "Secara kualitas memang lebih bagus," kata dia.
Melihat dari jangkauan jaringan sabu itu, kata Maulana, kartel pemilik sabu yang disita Polres Jakarta Barat tergolong besar. Menurut dia, data-data penyelidikan di Indonesia kemudian digunakan oleh DEA untuk mengembangkan kasus tersebut. "Kasus ini membuat komunikasi antar instansi menjadi lebih gampang," ujarnya.