TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 49 komunitas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) bakal terlibat dalam pawai bebas sampah plastik di hari bebas kendaraan bermotor alias car free day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, besok Ahad, 21 Juli 2019. Mereka menuntut perusahaan berhenti memproduksi atau menggunakan plastik sekali pakai.
"Aksi yang akan kami lakukan bersama dengan 49 kolaborator lainnya ingin mengingatkan masyarakat dan korporasi untuk berubah," kata juru kampanye urban Greenpeace, Muharram Atha Rasyadi, di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, hari ini, Sabtu, 20 Juli 2019.
Baca Juga:
Plastik sekali pakai menjadi perhatian beberapa LSM yang fokus pada isu lingkungan. Plastik sekali pakai yang kemudian dibuang ke laut disebut berpotensi merusak wisata bahari Indonesia.
Sampah plastik sekali pakai masih bertebaran khususnya di Jakarta. Sampah plastik yang dipakai perusahaan berupa pembungkus makanan atau minuman. Divers Clean Action sebelumnya menemukan 63 persen sampah non-organik di Teluk Jakarta adalah plastik sekali pakai. Relawan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Beach Clean Up Jakarta juga menemukan 500 kilogram sampah plastik berceceran di Pulau Damar Besar, Kepulauan Seribu, pada 14 Juli 2019. Relawan pernah mendapat paling banyak 800 kilogram sampah plastik.
Pendiri Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira, menyampaikan bahwa pawai bebas plastik akan dimulai dari Bundaran HI menuju Taman Aspirasi Monas. Menurut dia, sudah ada seribu orang yang mendaftar jadi peserta pawai. Mereka akan berkumpul di Jalan Imam Bonjol sekitar pukul 06.00 WIB.
Nantinya ada juga instalasi Monster Plastik berbentuk ikan sungut ganda atau anglerfish. Dari pantauan Tempo, beragam sampah plastik menutupi kerangka instalasi itu. Tak hanya kantong plastik, ada juga kemasan indomie, pop ice, indocafe, nutrisari, dan lainnya. Plastik seberat enam kilogram tersebut bagian dari 500 kilogram sampah plastik di Pulau Damar Besar yang ditemukan.
"Monster Plastik merupakan sosok yang lahir dari jutaan ton akumulasi sampah plastik di laut Indonesia akibat ulah tangan-tangan tidak bertanggung jawab," kata Pembina Yayasan Econusa, Bustar Maitar, menerangkan kegiatan di CFD besok.
LANI DIANA