TEMPO.CO, Jakarta - Tatapan mata para calo tiket menyapu pengunjung di sekitar gerbang masuk Istora Gelora Bung Karno atau GBK, Jakarta, menjelang pintu masuk arena Indonesia Open 2019 hari ini. Pendatang tanpa gelang kertas menjadi target buruan mereka.
Sepintas tak ada perbedaan mencolok dari segi penampilan, para calo tiket berbaur di tengah kerumunan pengunjung domestik maupun mancanegara di setiap sudut Istora. Mereka menghampiri target untuk sekadar mengakrabkan diri sambil menunjukkan beberapa lembar gelang kertas bercorak putih dengan variasi warna hitam, merah, dan biru bertuliskan Indonesia Open 2019 di genggamannya.
Baca Juga:
Menjelang siang hari tadi, Sabtu, 20 Juli 2019, adalah waktu favorit bagi para calo tiket beraksi setelah tiket habis terjual. "Tiket, tiket, tiket," ujarnya.
Modusnya, korban digiring menuju tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian untuk menjalin kesepakatan harga. Tarif dua kali lipat dari harga resmi tidak bisa ditolak oleh suporter fanatik demi memenuhi hasrat menyaksikan langsung penampilan sang idola berjuang di arena Indonesia Open 2019.
Harga tiket resmi sejak Selasa lalu, 16 Juli 2019, hingga babak final, Minggu, 21 Juli 2019, meningkat rata-rata 25-50 persen seiring dengan tingkatan babak pertandingan. Pada babak perempat final Indonesia Open 2019 pada Jumat lalu, 19 Juli 2019, Blibli.com selaku sponsor perhelatan membanderol harga tiket Black Class Rp 125 ribu, Red Class Rp 225 ribu, dan Blue Class Rp 400 ribu.
Di tangan calo tiket Indonesia Open 2019 Red Class dibanderol Rp 450 ribu. "Tiket box sudah habis, beli ini (tiket) aja, murah kok, boleh ditawar," ujar calo tiket yang mengaku asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, seraya menyodorkan gelang tiket Red Class di parkiran Gedung A GBK.
Seusai tawar-menawar yang alot, Kiki Arief, 30 tahun, sepakat menebus dua tiket Red Class seharga Rp 625 ribu agar bisa menyaksikan langsung aksi Jonatan Christie kontra pebulutangkis Taiwan, Chou Tien Chen.
"Kalau kita jago nawar, minimal enggak berasa ketipu banget sama calo," kata Kiki, asal Bandung, Jawa Barat.
Kiki menyadari bahwa rata-rata tiket yang dijual calo untuk kelas VIP Blue dan tribun Black berkisar dua kali lipat dari harga normal. Bahkan, beberapa calo berspekulasi mematok hingga tiga kali lipat berdasarkan hasil survei harga yang dilakukan Kiki dari sejumlah calo yang dia temui di Istora.
Seorang mahasiswi di Jakarta, Eunike Patricia, mengatakan risih dengan ulah segelintir oknum calo tiket Indonesia Open 2019. "Jangan merespons apapun ke calo, apalagi ngeliatin gestur seakan kita butuh tiket, dia bakalan nempel terus," kata mahasiswi itu.
Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto, belum memberikan komentar mengenai maraknya calo tiket kepada Antara hingga tenggat penayangan berita. Achmad pernah mengatakan untuk transaksi tiket secara offline di Istora, dialokasikan kuota tiket Red dan Blue Class masing-masing berkisar 100 lembar per hari, sedangkan Black minimal 500 lembar. Bagi calon penonton yang kehabisan tiket difasilitasi menonton melalui tiga layar lebar di beberapa sisi Istora.
ANTARA