JAKARTA - Keributan antar pencari suaka di eks Gedung Markas Komando Militer (Kodim) Kalideres, Jakarta Barat, menyebabkan sedikitnya tiga orang terluka, Minggu 21 Juli 2019. Mereka dibawa ke puskesmas terdekat, yakni dua orang asal Afganistan dan seorang asal negara di Afrika.
Ketiganya menderita luka akibat lemparan batu. Peristiwa saling lempar batu ini menyambung cekcok dan adu pukul yang terjadi antar dua kelompok pengungsi pencari suaka itu di lokasi pengambilan air bersih untuk mencuci.
Keributan itu melibatkan belasan orang. Sempat berhasil dilerai usai terjadi baku pukul oleh petugas dan Satpol PP di lokasi, kedua kelompok malah ganti saling lempar batu.
Setelah kembali dilerai, perwakilan kedua kubu dibawa ke tenda polisi di depan eks Gedung Kodim. Terlihat juga koordinator pengungsi, Ali Mohammad, berada di tenda tersebut. Keributan pun terhenti.
Saat keributan terjadi, pengungsi dari negara lain menonton dari jendela gedung. Ibrahim, 32 tahun, pengungsi asal Iran, sangat menyayangkan keributan yang terjadi. “Tidak seperti ini caranya. Kami sesama pengungsi harus bersahabat,” kata dia dengan bahasa Indonesia.
Seorang petugas kebersihan yang enggan disebut namanya mengatakan keributan itu kerap terjadi. “Sudah sering seperti ini. Kalau rebutan sedikit, pasti bertengkar,” ujarnya.
Penuturannya senada dengan yang disampaikan Iwan, Petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana), yang berada di lokasi pengungsian. “Mungkin mereka tak biasa berbudaya antre. Sering kali saling serobot kalau mengambil sesuatu dan ujungnya bertengkar,” kata Iwan.
Para pencari suaka telah menempati eks Gedung Kodim sejak Kamis, 11 Juli 2019 lalu. Mereka dipindahkan dari lokasi sebelumnya di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat tepat di depan kantor Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Berdasarkan data yang diberikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri, terhitung Jumat, 19 Juli 2019, jumlah pengungsi pencari suaka di gedung tersebut telah membengkak menjadi sebanyak 1.266 orang. Mereka berasal dari 10 negara, di mana pengungsi dari Afganistan mendominasi jumlah tersebut.