TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator pengungsi pencari suaka asal Afganistan, Ali Muhammad, mengungkap kronologis lengkap keributan yang terjadi di antara para pengungsi di lokasi penampungan mereka di bekas gedung Kodim, Kalideres, Minggu 21 Juli 2019. Dia menyebut keributan berupa cekcok yang berlanjut saling pukul dan lempar batu itu terjadi antara pencari suaka asal negaranya dan Somalia.
Menurutnya, cekcok diawali ketika seorang warga Afganistan menegur seorang Somalia agar mengantre saat ambil air wudu. Diduga yang ditegur salah paham karena berbeda bahasa. Lalu terjadi adu mulut dengan bahasa tutur masing-masing.
"Ini semua gara-gara salah paham, orang Somalia bahasanya beda jadi tidak paham bahasa yang lain. Jadi kalau komunikasi sehari-hari memang agak susah," kata Ali saat ditemui di di pengungsian, Senin, 22 Juli 2019.
Sebenarnya, Ali mengungkapkan, pertikaian sudah berhasil diredam saat terjadi adu mulut itu. Mereka berhasil dilerai petugas yang berjaga dan dipisahkan tempat wudu masing-masing.
"Tapi setelah itu orang Somalia duluan lempar batu, jadi ada empat yang kena termasuk satu dari Sudan," ujarnya yang termasuk perwakilan pencari suaka dipanggil ke tenda kepolisian untuk didamaikan usai keributan itu.
Iwan, petugas pengamanan yang ada di lokasi, membenarkan sempat terjadi saling lempar batu antar pencari suaka. Dia menyebut rebutan air, mengambil makan, dan tempat tidur kerap terjadi sejak pertama pencari suaka datang pada Kamis 11 Juli lalu.
"Ini sering terjadi, memang mereka susah dibilangin. Untung saja kami dari petugas tidak ada yang kena lemparan," ujarnya.
Tentang korban luka dari keributan yang terjadi Minggu 21 Juli, iwan memastikan kondisinya tidak parah. Mereka disebutkannya terdiri satu orang pencari suaka dari Somalia, dua dari Afganistan, dan satu dari Sudan. "Sudah ditangani oleh puskesmas yang berjaga," katanya.