TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menceritakan momen ketika mendekam di rumah tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat. Ahok mengungkap dirinya adalah satu-satunya tahanan yang tak boleh keluar sel.
"Karena banyak penghuni takut selfie katanya. Nanti selfie dikira Ahok ini jalan-jalan di tahanan," kata Ahok di Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta Selatan, Senin, 22 Juli 2019.
Alhasil, setiap harinya Ahok hanya bisa meratapi tembok tahanan. Ia pun masih mengingat cahaya matahari pagi terpancar pukul 07.30 WIB setiap hari.
Meski begitu, Ahok mensyukuri setiap pengalaman yang dirasakan selama berada di penjara. Misalnya waktu olah raga dan tidur yang jadi teratur. Mantan gubernur DKI Jakarta ini pun rutin berolahraga lima kali dalam seminggu dan tidur pukul 22.00 WIB.
Selain itu, Ahok bisa membaca 58 buku, menulis 620 halaman kertas A4, dan 615 halaman di kertas berukuran notebook. "Enggak pernah dalam seumur hidup saya alami seperti itu. Saya katakan ini baik buat saya," kata dia.
Ahok pun belajar agar tidak marah-marah di dalam tahanan ketika kelompok mayoritas berbuat ketidakadilan. Pikiran, menurut dia, merupakan properti berharga yang manusia miliki. Ketika membenci orang lain, maka pikiran manusia mulai dipenuhi oleh pribadi yang tak disukainya itu.
"Saya mulai belajar di dalam saya tidak rela proeprti paling berharga ini diisi oleh orang-orang seperti itu," kata Ahok.
Ahok sebelumnya terseret kasus penistaan agama karena ucapannya yang menyinggung surat Al Maidah ayat 51. Dia harus mendekam di penjara selama dua tahun dikurangi remisi 3 bulan 15 hari. Ahok bebas pada 20 Januari 2019.