TEMPO.CO, Tangerang - Kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tangerang saat ini berdampak pada krisis air bersih terhadap ribuan warga desa di 11 kecamatan di wilayah itu. Pemerintah Kabupaten Tangerang pun kebanjiran permintaan air bersih.
"Permintaan air bersih memang sudah mulai banyak sejak dua bulan terakhir ini, setiap hari kami salurkan air bersih ke titik titik kekeringan," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang M. Maesal Rasyid kepada Tempo, Kamis, 25 Juli 2019.
Maesal mengatakan permintaan air bersih itu disampaikan melalui kecamatan masing masing. "Laporan itu kami tindaklanjuti dengan pendistribusian air bersih oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan PDAM Tirta Kertaraharja)," kata Maesal.
Setiap hari, kata Maesal, BPBD dan PDAM mengirimkan puluhan tangki air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.
Maesal mengakui kebutuhan akan air bersih memang sangat banyak. Karena itu, pengiriman air bersih dilakukan secara bergilir. "Kami pastikan warga Kabupaten Tangerang mendapatkan air bersih yang cukup," kata dia.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Agus Suryana mengatakan krisis air bersih karena kekeringan saat ini terjadi di 11 dari 29 kecamatan.
Meski tidak merinci titik-titik kekeringan itu, Agus mengatakan desa-desa yang meminta kiriman air bersih ke BPBD berada di Kecamatan Tigaraksa, Legok, Curug, Jambe, Panongan, Jayanti, Teluknaga, Kosambi, Sindang Jaya, Kronjo dan Mauk.
Setiap hari, kata Agus, petugas BPBD menerima laporan masyarakat yang minta dikirimi air bersih. "Bantuan air bersih kami kirimkan, ada juga yang dikirim melalui PDAM," ujarnya.
Menurut Agus, masyarakat melalui masing-masing kepala desa, secara tertulis mengirimkan surat ke BPBD agar dikirimkan air bersih menyusul debit air sumur warga yang semakin mengecil dan mengering. "Laporan masyarakat kebanyakan sudah mulai tahap kesulitan air bersih karena debit air tanah sudah mulai mengecil," kata dia.
Agus mengatakan krisis air bersih di Kabupaten Tangerang telah terjadi dua pekan terakhir ini. Hal ini ditandai dengan tingginya permintaan air bersih ke desa desa.
Salah satunya, kata Agus, Desa Palasari, Kecamatan Legok yang meminta langsung dikirmkan air bersih. Dalam sehari, kata Agus, BPBD harus melayani beberapa titik permintaan air bersih.
Selain desa, BPBD melayani permintaan air bersih sejumlah institusi. Salah satunya, kata Agus, Rumah Sakit Hermina Bitung, Kecamatan Curug. "RS Hermina Bitung meminta bantuan air bersih karena tandon air mereka kosong, karena untuk layanan RS kami kirimkan empat tangki air untuk mengisi tandon air mereka," ujarnya.
Agus mengatakan kekeringan mulai terjadi saat ini meski belum masuk puncak kemarau. Berdasarkan perkiraan BMKG, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang.