TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Pansus Pemilihan Wagub DKI Jakarta Bestari Barus berharap calon wakil gubernur DKI pengganti Sandiaga Uno bisa terpilih tahun ini. Bestari menyebut proses pemilihan berlarut-larut karena kedua partai pengusung Anies -Sandiaga kini tak berjalan seiring.
"Kami berharap Gerindra dan PKS duduk bareng lagi. Apa yang boleh dijadikan solusi agar tahun ini terpilih cawagub DKI," kata Bestari saat dihubungi, Jumat, 26 Juli 2019.
Sudah setahun kursi Wagub DKI masih kosong. Proses pemilihan pengganti Sandiaga Uno itu sebenarnya telah bergulir sejak November 2018. Sesuai kesepakatan semula, pengganti Sandiaga berasal dari PKS.
Dua nama cawagub yang telah diusulkan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan para kader PKS yaitu Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Namun setelah kedua nama itu diajukan kepada DPRD DKI untuk dipilih, Gerindra berusaha membuka kembali peluang calon lain muncul.
Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Bestari Barus melihat antara dua partai pengusung, yakni Gerindra dan PKS tidak berjalan beriringan dalam menyukseskan pemilihan wagub. "Kami sarankan elit Gerindra dan PKS duduk kembali," kata Bestari.
Menurutnya, sebelum kedua calon ditetapkan sebagai cawagub, PKS dan Gerindra mesti legowo untuk membicarakan sejumlah hal penting agar pemilihan wagub berjalan sukses. Untuk itu, kata dia, kedua partai mesti memutuskan kandidat yang mereka usung menjadi cawagub.
"Sebelum kedua kandidat ditetapkan menjadi calon, tapi kalau sudah diketok di Panlih (panitia pemilih) maka tidak bisa diganti lagi. Dan itu masih lama, masih ada waktu untuk itu (menentukan calon)."
Adapun bola pemilihan Wagub DKI kini ada di tangan DPRD DKI. Dewan membentuk dua kepanitiaan, yakni pansus dan panlih. Pansus merumuskan dan mengesahkan tata tertib pemilihan, sementara panlih yang mengeksekusinya.