TEMPO.CO, Jakarta - Seorang lulusan Universitas Indonesia, kini CEO di perusahaan properti Harmony Land, Fithor Muhammad, blak-blakan terhadap pernyataannya menantang memberi gaji Rp 20-30 juta. Tantangan diberikan kepada sarjana baru lulus, termasuk asal almamaternya yang telah menggegerkan media sosial karena menolak gaji 8 juta rupiah.
Fithor mengaku terusik dengan sikap pemilik akun yang mengunggah ceritanya menolak besaran gaji itu. “Bukan panas (hati), tapi komentarnya di media sosial itu tidak pantas,” ujarnya, Senin 29 Juli 2019.
Lulusan Teknik Industri Universitas Indonesia itu mengatakan, tak sedikit kawan-kawannya yang begitu lulus mendapat pekerjaan bergaji 8 juta. Mereka disebutnya memang percaya diri dan setelah bekerja terbukti bisa memiliki gaji Rp 15-20 juta.
“Banyak yang bergaji segitu setelah lulus, tapi nggak komentar kayak yang viral,” kata yang berpendapat, “Ketika ada orang meremehkan orang lain jangan-jangan dia tidak berkapasitas.”
Fithor menjelaskan, nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) dan asal kampus hanya dianggap sebagai nilai awal pelamar. Tapi ketika bekerja tak ada urusan lagi dengan almamater. Sebaliknya, perilaku dan sikap pekerja beralih menentukan.
“Performa kerja tergantung dirinya sendiri,” katanya sambil menambahkan, "Kalau IPK bagus artinya pintar, tapi naik pangkat, gaji, dan bonus, tergantung performa kerja.”
Media sosial sempat diramaikan tagar #gaji 8 juta. Asalnya, sebuah tangkapan layar instastory seseorang mengaku sarjana baru lulus (freshgraduate) dari Universitas Indonesia (UI). Ia melecehkan sebuah perusahaan lokal yang menawarinya gaji 8 juta dalam sebuah wawancara pekerjaan.
"Helloo meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI pak!! Universitas Indonesia. Level UI mah udah perusahaan LN , kalo lokal mah oke aja asal harga cucok,"