TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membahas standar operasi prosedur ketika menghadapi kondisi darurat listrik padam saat bertemu dengan General Manager PLN Jakarta Ihsan Assad. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup pada Rabu pagi, 7 Agustus 2019 di Balai Kota.
"Dari kejadian kemarin, pentingnya memiliki standar operasional prosedur dalam keadaan kedaruratan saat mati listrik," ujar Anies, di Balai Kota, Rabu 7 Agustus.
Anies mengatakan dalam pertemuan dengan bos PLN Jakarta disepakati untuk menyiapkan dratf standar operasional saat menghadapi kondisi kedaruratan, termasuk listrik padam.
Anies menyebutkan sejauh ini SOP kedaruratan yang telah ada masih dalam asumsi ada aliran listrik. Padahal kata dia, dalam pemadaman Ahad kemarin tidak ada aliran listrik sama sekali.
Selain itu, kata Anies, juga disiapkan backup plan untuk menghadapi kondisi mati lampu yang masif di DKI Jakarta.
Plt Direktur Utama PT PLN (persero) Sripeni Inten Cahyani mengakui lambatnya proses penanganan listrik mati yang melanda sejumlah wilayah di Jawa pada Ahad, 4 Agustus. ANTARA
DKI juga tengah menyiapkan tambahan cadangan pasokan listrik sebagai antisipasi jika pemadan masal kembali terulang.
Pada Ahad 4 Agustus 2019 lalu, aliran listrik di Jabodetabek mati dari siang sekitar pukul 12.00 hingga malam bahkan tembus Senin dini hari, 5 Agustus 2019. Matinya listrik membuat beberapa fasilitas umum tak berfungsi, seperti kereta berhentinya operasi kereta Commuter Line, MRT, matinya lampu jalanan, dan lampu lalu lintas.
Pemadaman listrik tersebut akibat dari gangguan pada jaringan utara, transmisi Ungaran dan Pemalang pada Ahad lalu. Gangguan ini menyebabkan aliran listrik ke barat dari timur terhambat dan dikuti gangguan di pembangkit sisi tengah dan Jawa Barat.
Selain itu PLN juga melakukan pemeliharaan jaringan di sistem bagian selatan sehingga yang beroperasi hanya satu sirkuit yang berujung terjadinya listrik padam massal di banyak wilayah beberapa provinsi.