"Tentunya, misalkan terjadi listrik padam di PLN atau dari grid PLN, itu masih tetap bisa beroperasi," kata Ikhsan.
Ke depan, dia berharap, semakin banyak rumah dan gedung di Jakarta yang menggunakan solar rooftop sehingga membantu mengatasi kebutuhan daya listrik bagi Jakarta. Nantinya, tenaga listrik dari solar rooftop itu bisa dijual ke PLN jika tidak digunakan oleh penghuni rumah atau saat beban kecil.
Selain mendorong penggunaan solar rooftop di seluruh Jakarta, Ikhsan mengatakan PLN juga ingin memperkuat pasokan listrik di Jakarta. Dia merujuk kepada masuknya daya 2.000 megawatt yang terbagi menjadi dua tahap yakni pada 2019 sebesar 1.000 megawatt dan pada 2020 sebesar 1.000 megawatt.
"Dengan demikian tidak terlalu bergantung dengan pasokan dari bagian timur Pulau Jawa," ujarnya.
Suasana gelap di sebuah lapak pedagang makanan kaki lima akibat pemadaman listrik di kawasan Sabang, Jakarta, Minggu, 4 Agustus 2019. PT PLN menghitung potensi kerugian mencapai Rp 90 miliar akibat padamnya listrik secara massal di sebagian Pulau Jawa hari ini. TEMPO/M Taufan Rengganis
Di Jakarta sendiri saat ini ada dua power plant besar dengan kapasitas 3.500 megawatt, yakni di Muara Karang (PLTU dengan kapasitas 1.500 megawatt) serta di Tanjung Priok itu sekitar 2.000 megawatt. Namun keduanya terbukti tak bisa menghindari Jakarta dari mati lampu massal pada Minggu 4 Agustus.
Termasuk terdampak adalah jaringan kereta MRT Jakarta pemilik rute yang menembus perut bumi. Soal ini, Anies telah mengungkap keinginannya agar PLN menyediakan satu pembangkit listrik khusus untuk melayani transportasi massal dan cepat itu.